ilmusukses suku bugis . SMA RAJEH IBLIS, NERAKA DAN LANGIT BUMI. June 20, 2015 Uncategorized. hebat, kuat,dan merasa mempunyai ilmu dan kekuatan yang menyamai bahkan melebihi para malaikat allah sehingga bisa menghancurkan orang, negara dan lain sebagainya, mempunyai kepintaran, ketampanan,kecantikan, dan sebagainya, namun pada dasarnya Ilmusemula jadi suku bugis . ILMU PENGASIHAN, KEMULIAAN (KEWIBAWAAN) DAN AWET MUDA. April 7, 2016 koin banyak hoki1000. Amaliahnya saya ambil dari sebuah buku/kitab ILMU NABAWI yang sudah diijazahkan kepada saya secara tertulis. Ijazah ini sudah pernah dikeluarkan kepada para khalayak umum pada tahun 80-90an. Karena hidayah dan petunjuk dari Jadiapa yang anda amalkan ini adalah murni ilmu laduni hasil pengalaman dan pembuktian saya bertahun tahun, setelah saya olah dengan berbagai pengalaman tadi maka saya dapatkanlah satu kaedah keilmuan yang pas dan cocok untuk menjadikan informasi laduni ini menjadi sebuah ilmu kebathinan yang unik, mumpuni dan cocok di butuhkan oleh para Kisahbesi kersani di dalam tubuh manusia menurut kajian ilmu batin di Minangkabau adalah sebagai berikut: Pada awalnya manusia (Adam) dibuat dari unsur api, angin (udara), air dan tanah. Unsur api menjadi darah, unsur angin menjadi urat, unsur air menjadi tulang dan tanah menjadi daging. Kemudian unsur tersebut dicampur dan dibentuk sebuah TOPICSamalan pengasihan semula jadi ilmu bugis ilmu semula jadi melayu ilmu sepatah jadi kumpulan ilmu semula jadi mantra sakti semula jadi semula jadi manusia. Konsultasi Gratis. Whatsapp: +62822-4210-2999. Bulu Perindu Asli. Produk Terlaris. Buka Aura Rezeki; Buka Aura Cinta; Tasbih Karomah; Vay Tiền Trįŗ£ Góp Theo ThĆ”ng Chỉ Cįŗ§n Cmnd Hį»— Trợ Nợ Xįŗ„u. IJAZAH ILMU SEMULA JADI ASALNYA MANIDi Indonesia sendiri sangat jarang ilmu ghaib ataupun ilmu kebathinan yang mengkaji dan mendalami kekuatan energi yang tersimpan di dalam air sperma/ mani baik laki laki maupun perempuan. Saya cukup lama menulusuri orang orang yang memiliki pengetahuan kebathinan mengenai ā€œ mani ā€œ ini, namun seperti nya penelusuran saya sia sia belaka, boleh di katakan 99% tidak ada ahli kebathinan dan ahli ilmu hikmah yang terpikir bahwa di dalam air mani tersimpan berbagai kekuatan ghaib semula jadi..paling banter hanya ilmu untuk menaikan rangsangan lawan jenis saja yang menggunakan merica itu lho ..heheee, memang di daerah Madura pernah saya temukan ilmu yang menggunakan kalimat ā€œ mani ā€œ seperti ilmu pengirim mimpi yang saya temukan di Nusa Tenggara Timur…namun lagi lagi saat saya tanyakan kepada sang guru apa makna ghaib yang di maksud dengan mani, mereka merubah pembicaraan ke arah keilmuan lainnya….jadi, dengan kesungguhan hati, terpaksa saya sendiri yang menggali kekuatan mani ini dengan cara dan gaya saya sendiri,…tidak mudah memang untuk dapat membuktikan apa yang kita gali tersebut secara fakta… Butuh berbagai riyadhoh, intelegensi spiritual, tirakat dan lain sebagai nya…hingga kita dapat menjadikan sebuah keyakinan yang kita dalami menciptakan kekuatan ghaib yang dapat berfungsi. Dulu pernah saya posting kaji mengenai mani di blog keramat bumi kelayang, dimana blog ini telah saya tutup sekitar 4 tahun lalu karena pindah tugas dan domisili di Jakarta, namun postingan tersebut sangat dasar sekali atau hanya sekedar kulit nya saja,…nah dalam ijazah ilmu ilmu pilihan yang sudah saya persiapkan kurang lebih 3 tahun ini, saya ijazahkan isi langsung dari kaji semula jadi mani yang saya temukan dan latih bertahun tahun tersebut…tujuan melatihnya ialah dengan melihat semoga pengetahuan ini dapat beraplikasi kepada pengguna dan turut serta berpartisipasi dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Ilmu, apapun jenis nya jika di teliti dan di kembang baik kan secara terperinci pasti akan menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang berpungsi sangat baik bagi manusia itu sendiri…..lho kok malah meneliti ilmu tahayul..? tahayul kan bagi orang orang yang tidak sampai alam pikiran dan ilmu nya mengenai hal tersebut…bagi yang sampai alam pikirannya kepada hal tersebut tentu menjadi ilmu pasti, dulu saat Wright bersaudara memulai merancang pesawat terbang…seluruh masyarakat eropa mengatakan mereka berdua mengerjakan dan meneliti sesuatu yang tahayul/ halusinasi..sebab saat itu benda yang bisa terbang selain burung adalah benda benda yang ada dalam dongeng dongeng katolik ortodoks roma,..hasilnya, saat ini tidak ada satupun manusia lagi yang mengatakan bahwa pesawat terbang itu kisah dan benda tahayul…di lain kisah, Dr Ibnu Sina saat menciptakan alat kontrasepsi KB suntik juga di tentang secara besar besaran oleh kaum ulama di timur tengah, di tentang bukan karena alat nya tetapi karena beliau menciptakan zat baru tetapi karena beliau mendapat temuan zat yang dapat menghentikan jalannya sperma laki laki ke rahim wanita dari iimu mengkaji ā€œair maniā€ itu sendiri…sehingga para pemuka agama menyatakan bahwa hal itu khurafat/ tahayul dan lain sebagai nya…kini hampir semua orang di timur tengah termasuk keturunan para penghujat Dr. lbnu Sina itu menggunakan KB dalam kehidupan rumah tangga nya, tentu saja saya tidak berharap sebesar itu…sebagai orang asli Indonesia, tentu saya lebih mendetailkan titik spiritual nya saja dari apa yang saya kaji tersebut….sebab sudah tabiat kita orang indonesia yang tidak bisa lepas dari hal hal spiritual, maksudnya kita orang Indonesia lebih memerlukan hal hal spiritual dari pada hal hal medic nya….maka oleh itu mari kita mulai membuka kulit tampa isi dari ilmu kebathinan kaji semula jadi ā€œmani’ ini.ā€MANI di dalam alquran sendiri tidak tersebut sebagai `mani’. Al-Quran menyebut mani dengan kata `nutfatin/nutfah’…maka oleh itu di dalam membersihkan surat alfateha menghindari menyebut kata mani’ pada arrahmaa nirrahim……sebab sangat jelas bahwa kata `mani’ adalah bahasa Melayu Indonesia/ Melayu Malaysia bukan kata dari arab apalagi Al-Quran. Sesungguhnya Al-Quran itu berisi kata kata yang suci dan santun…maka oleh itu bagi orang yang berguru ilmu alfateha mereka dapat memastikan bahwa kalimat `mani tidak boleh terbaca di dalam bacaan surat Al-fatihah …..seperti yang telah semua kita ketahui mani’ jika di sebutkan kepada seluruh orang Indonesia, seluruh orang Melayu Singapore, Malaysia, Vietnam, Philipina, Kamboja bahkan sampai Burma, pasti mereka paham bahwa mani itu adalah sperma…mengapa berbagai suku itu tau dengan kata mani’ karena kata mani adalah kata asli untuk menggambar kan sperma laki laki dalam bahasa Melayu asli Proto Melayu..sebenar nya mani’ adalah nama dan makhluk hidup yang terdapat di dalam sperma itu sendiri. Orang Melayu yang dalam kaji semula jadi nya dulu pasti mengetahui bahwa di dalam sperma itu di hidupkan makhluk lain oleh Allah, jadi bukan hanya sekedar zat hidup yang berbentuk air saja…orang melayu yang mengkaji asal mula jadi sperma di dalam batang tubuh Nabi Adam dan anak cucu nya ini dapat melihat bahwa makhluk hidup yang Allah SWT masuk kan ke dalam sperma itu mereka seru dengan nama `mani’ jadi mani itu sendiri adalah nama dan makhluk hidup yang berkuasa di dalam air sperma itu sendiri, dan imanikum adalah sipat/ kelakuan/ kekuatan/ keahlian dan mani itu sendiri…jadi jika anda menyebut kata mani maka sesungguhnya anda telah menyeru atau memanggil makhluk hidup yang ada di dalam sperma kaum pria itu anda ingin mengatakan sperma maka anda seharusnya menyebut dengan kata sperma. dalam bahasa medis atau nutfah dalam bahasa keislaman. Maksud saya jika anda menyebut kata mani maka orientasi penyebutan anda telah termasuk dalam ranah hukum keghaiban/ berbicara soal ilmu banyak keilmuan yang saya ijazahkan anda pasti sudah dapat memahami bahwa berbagai rahasia dan kekuatan yang tersimpan di dalam air sperma tersebut…mulai dari sipat kejadiannya sampai kepada kegunaan dzahir nya…belum lagi anda pernah mendengar mani gajah’ yang memiliki kekuatan pelet sangat kuat..itu semua sebenarnya bentuk dari aplikasi makhluk ghaib yang ada di dalam sperma itu sendiri. Secara medis terdapat jutaan bahkan mungkin milyaran cell hidup di dalam setiap air sperma yang di pancarkan oleh seorang laki laki baik manusia maupun hewan. Namun medis juga sejalan dengan apa yang di ketahui oleh kaum kebathinan semula jadi bahwa milyaran cell hidup itu berpucuk atau meraja pada 3 cell induk…3 cell induk ini lah yang nanti akan menciptakan berbagai makhluk hidup beserta berbagai kekuatannya masing masing, dalam ilmu medis…cell induk yang pertama jika menjadi maka akan menciptakan makhluk hidup berjenis kelamin pria, cell kedua akan menciptakan makhluk hidup berjenis kelamin wanita, dan cell induk ketiga akan menciptakan makhluk hidup berjenis kelamin ghaib/ makhluk halus medis menyebutnya keguguran, ketiga cell induk ini dalam kebathinan semula jadi ada nama nya, setara juga dengan kaum medis yang memberikan nama sangat sulit untuk di baca jadi tidak perlu saya dalam kebathinan semula jadi, nama pertama cell induk air sperma itu bernama ā€œMANIā€, dan yang kedua bernama ā€œWADIā€ dan yang ketiga bernama ā€œKHURSANIā€ā€¦mani dapat di daya gunakan apabila anda dapat mengetahui sipat dan kelakuannya. Dengan mengetahui sipat dan kelakuannya ini maka anda dapat mengetahui kelemahannya, dengan kelemahannya ini lah anda dapat menguasai dan memerintah nya. Sebagian menggunakan mantera dan sebagian lagi tidak menggunakan mantera apapun selain hanya dengan tindakan semula jadi sifatnya. Untuk lebih nampak isi dari rahasia mani ini, maka akan saya buka kan kaji asli semula jadi mengapa air mani gajah itu memiliki kekuatan pelet, seperti berikutā€ air sperma gajah yang dapat di gunakan sebagai media pelet hanyalah air sperma gajah yang tidak pernah kawin/ tidak pernah bersetubuh…..jika gajah itu pernah bersetubuh maka setua dan sekeramat apapun gajahnya maka pasti air sperma nya tidak akan berpungsi untuk pelet,…lho kok bisa begitu..?. Penyebab nya adalah ā€œmakhluk hidup yang bernama maniā€ yang hidup di dalam seperma itu telah sangat tua dan bertumpuk tumpuk/cukup, mengapa begitu…? makhluk hidup bernama mani itu tidak dapat ampuh jika masih muda atau hanya terdiri atas 100 atau 1000 mani, dia akan menjadi ampuh dan sangat kuat daya keahliannya jika dalam satu pucuk ikatan jumlah nya berjuta juta atau bermilyar milyar. Jadi tubuh gajah itu juga manusia tidak langsung sekaligus dapat menciptakan ā€œmakhiuk hidup bernama maniā€ dalam satu bulan atau dua bulan saja, dia akan tercipta sangat banyak jika dalam waktu tahunan,..nah tentu saja mani laki laki dewasa tidak akan dapat terkumpul sebanyak itu sebab laki laki dewasa pasti selalu bersetubuh atau mengeluarkan mani tersebut minimal seminggu sekali, sedangkan gajah tunggal tadi adalah gajah yang mampu bertahan untuk tidak bersetubuh atau mengeluarkan mani kira kira minimal 30 tahun, mengapa dia sekuat itu..?. Karena besar kemungkinan gajah tersebut adalah gajah bondan bahasa melayu untuk kelainan sexualitas atau gajah banci kalau dalam bahasa Indonesia……nah dengan tidak mengeluarkan sperma bertahan tahun maka makhluk hidup yang bernama mani di dalam sperma nya tersebut menjadi sangat kuat dan ampuh karena telah terkumpul sangat banyak dan semakin tua di dalam kantong kemih. Makhluk hidup bernama mani ini memiliki sipat panas/ energy panas.. jadi boleh di katakan semua energy panas pada makhluk hidup ini terdapat di dalam mani tersebut, energy panas ini lah yang menjadi kekuatan penggerak dari mani tersebut. Anda pasti pernah merasakan bagi yang sudah berkeluarga jika saat anda tesangsang lain karena sebab sebab tertentu anda terpaksa menahan sperma anda sehingga tidak keluar maka pasti badan anda akan panas, naik panas badan anda seperti akan demam, kepala pun berdenyut denyut…otak menjadi lumpuh untuk berpikir, itu semua baru 10 % saja dari energy panas yang di miliki makhluk bernama mani itu yang terasa di badan anda, bagaimana jika 100%…tubuh anda akan menjadi seperti meteorit berasap dan berapi mungkin……..heheheeee… Bahkan, sesungguhnya semua kekuatan, kecerdasan intelegensi dan spiritual, yang ada pada seluruh makhluk hidup yang berasal dari air sperma ini kejadiannya, semua itu ada terkandung di dalam air sperma dan semua itu di kendalikan oleh makhluk hidup yang bernama mani tersebut. Sama seperti gajah tadi, jika anda mampu berbuat seperti gajah banci tadi maka pasti air sperma anda akan menjadi benda ghaib yang sangat kuat daya tarik menarik nya, masalah nya sangat jarang ada manusia seperti itu walaupun dia maaf banci’ dia tetap selalu mengeluarkan sperma nya kepada pasangan sejenis nya…hanya satu satu saja yang mampu seperti itu, pernah ada di muka bumi ini…….seperti Sang Budha Gautama, beliau tidak menikah dan tidak pernah mengeluarkan air sperma nya..biksu biksu di Shaolin temple dulu, kalau jaman sekarang nggak juga tuh…sehingga sang Budha yang manusia biasa ini tubuh nya mendapatkan pencerahan spiritual tertinggi dan pada facta nya pun tubuh beliau mengeluarkan cahaya bening saking bersih nya saat di terpa cahaya matahari, dan tak lupa tubuh sang Budha menimbulkan daya tarik yang sangat kuat layaknya mani gajah tersebut, maaf bukan ber arti saya menyamakan tubuh sang Budha dengan mani gajah…saya bermaksud menyatakan sipat atau khasiat yang timbul dari tubuh sang budha memiliki daya tarik yang sangat kuat jika terpandang atau berpapasan saja dengan manusia saat itu, dimana khasiat seperti ini juga ada terdapat pada mani gajah yang kita maksud dalam ijazahan ini…begitu maksud saya. Karena ini ilmu alam jadi saya tidak menitik beratkan pengetahuannya pada satu agama yang saya anut saja yaitu Islam….nah selanjutnya, energy yang terdapat di dalam makhluk yang bemama WADI, wadi adalah kumpulan energy energy yang bersipat sejuk…sekali lagi maaf jika kita buktikan secara facta, air sperma laki laki jika tersentuh jelas terasa panas, dan air sperma wanita jika di sentuh akan terasa sejuk basah kayakaya sipat air biasa, kedua makhluk bidup bernama mani dan wadi di dalam air sperma ini pun memiliki kelakukan atau keahlian…sebagai dasar umum, mani memiliki keahlian bersipat panas/ menguasai, maka oleh itu hampir semua keilmuan ghaib yang karakter nya menguasai, menunduk kan, menakluk kan sesungguhnya di gerak kan oleh makhluk bernama mani ini dan akan lebih baik jika anda telah mengetahui nya menggunakan kekuatan yang bernama mani ini untuk keilmuan yang telah saya maksudkan di atas. Nanti saya ijazahkan cara menggerak kan makhluk yang bernama `mani’ pula dengan wadi…wadi memiliki sipat sejuk, dingin dan lembut…wadi dapat di gunakan dalam aplikasi ilmu kebathinan sebagai ilmu peluluh, mengharmoniskan rumah tangga, mendamaikan perkara perkara hukum, menghentikan niat seseorang untuk berbuat jahat, pagar ghaib dari pencurian..pemenangan kepala daerah, atau pengasihan yang bersipat kasih sayang seperti untuk pernikahan, dalam ijazah ini juga akan saya jelaskan tata cara menggerak kan wadi ini…soal penggunaannya telah saya jelaskan koridor nya masing masing tinggal anda saja nanti yang mengembangkan kegunaannya tersebut..Lalu yang ketiga makhluk yang bernama `Khursani’ yang juga menjadi cell induk yang menguasai air sperma tersebut. Anda pasti tidak asing dengan nama khursani…ya khursani adalah nama yang kerap di ucapkan dalam mantera, hizib, doa ilmu ilmu kekebalan dari Sumatera, di dalam ilmu kekebalan debus Sumatera khursani di kenal sebagai besi semula jadi yang ada di dalam diri manusia itu sendiri. Mereka menyatakan bahwa sesungguhnya yang besi induk itu adalah diri kita sendiri…bahkan secara gamblang dapat di katakan bahwa khursani adalah nama besi ghaib yang ada di dalam diri kita sendiri. Jika di kaji secara runut ke belakang maka di dapat lah hubung kaitnya dengan khursani sebagai nama makhuk hidup yang ada di dalam air sperma kita tersebut, ya betul….khursani itu sendiri adalah cell sperma yang menciptakan makhluk makhluk ghaib di dalam diri kita maupun di luar diri kita, bentuk nya secara klinis ialah seperti berikut. mani’ bentuk zat nya akan menjadi darah merah, wadi bentuk zatnya darah putih, dan khursani bentuk zatnya ialah zat besi, ketiga zat ini adalah tiang utama berdiri nya seluruh batang tubuh jiwa raga dari makhluk hidup tersebut…Menguasai ketiga makhluk hidup di dalam air sperma ini adalah sebuah ilmu kebathinan yang sangat penting, apalagi dapat menggerak kan kekuatannya. Saya pastikan anda akan sangat sulit menemukan ilmu menggerak kan kekuatan air sperma ini di lain tempat. Dan pada hakikatnya menggerak kan kekuatan air sperma ini adalah bagian penting dari kaji diri yang bersipat alamiah…kunci nya tak lain dan tak bukan hanya cukup `ketekunan’ saja…jangan pikirkan apa yang orang lain katakan sebab pasti mereka tidak akan pernah mengerti dengan apa yang anda butuhkan hari ini, anda lakukan ketekunan ini semata mata untuk meraih apa yang anda butuhkan bukan apa yang orang lain butuhkan. Nah langsung saja saya paparkan tata cara menggerak kan kekuatan air sperma di batang tubuh kita seperti berikut Menggerak kan kekuatan ā€œmani/ wadi/k hursaniā€ dengan kelakukan ialah, anda tahan untuk tidak mengeluarkan air sperma anda selama 7 hari berturut turut, setiap timbul kehendak ā€œ mani ā€œ itu untuk melakukan sipat kebiasaannya keluar maka anda ucapkan kalimat berikut ā€ hai mani, akan aku berikan sipat kesukaan mu, tapi penuhi dulu peimintaanku…sebutkan permintaan anda tersebut dalam hati saja ā€ Walau pun dia menjawab ā€œiyaā€ pasti ada suara halus yang berkata di hati anda tetap saja lanjutkan menahan air sperma agar tidak keluar sampai hari ketujuh. Setiap makhluk bernama mani itu meminta lagi, maka kembali anda ucapkan kata kata yang sama…mengapa harus terus di lanjutkan sampai hari ketujuh…? Karena pada semula jadi nya, mani itu di masuk kan oleh Allah SWT ke batang tubuh Adam selama 7 hari baru dia dapat masuk utuh. Selama 7 hari itu pula lah kekuatan mani masih sangat kuat, pada hari ke delapan maka kekuatannya pasti akan melemah sehingga sipat tunduk nya akan permanent. Takutnya dan biasanya kalau pada hari ketiga atau kelima sudah kita penuhi kehendaknya tersebut, dia sering menipu kita atau ingkar janji sebab pada masa 7 hari itu dia masih memiliki kekuasaan atau energy yang kuat. Tata cara ini dapat anda lakukan untuk ilmu kuat sex , mengobati orang yang susah memiliki anak, mandul, kelemahan dan penyakit kelamin atau apa saja yang masih dalam koridor atau keahlian dari makhluk yang bemama `mani’ ini. Apakah ada tata cara versi ilmu hikmah atau keislaman..?. Ada berikut tata cara nya ā€ setiap mandi subuh/ pagi dan maghrib anda pegang testis penis anda bagi pria/ kalau wanita menutup lobang kemaluannya, lalu anda baca dalam hati surat ā€œal qadrā€ pada kata inna anzalnahu kata inna nya anda ganti dengan nama mani/ wadi/ khursani.. inna bermaksud di dalam diri selama 14 hari..nanti setelah anda memakai handuk atau sudah tertutup kelamin oleh pakaian maka baru anda ucapkan niat atau perintah kepada ketiga makhluk hidup tersebut. Tata cara ini tetap mewajibkan anda untuk tidak mengeluarkan ketiga makhluk hidup tersebut dengan apapun tak kecuali mimpi basah, kalau mimpi basah berarti anda gagal menakluk kannya…..harus di ulangi lagi, mungkin saja ketiga makhluk itu sudah sangat menguasai diri anda….Keterangan tambahanKetiga makhluk hidup di dalam air sperma itu ada dalam setiap diri laki laki maupun wanita, baik laki laki maupun wanita dapat memilih untuk menggerak kan salah satu makhluk tersebut atau ketiga nya cara menggerak kan di atas akan berpungsi juga meng aktifkan sipat maghnet di dalam diri anda/ kekuatan daya tarik menarik semula cara di atas juga akan membuat kekuatan spiritual dari air spenna anda terlatih untuk selain kuat dan memiliki khasiat yang ampuh sehingga kapan saja di gunakan akan dapat langsung bereaksi, oleh sebab itu tata cara tersebut sebaiknya di amalkan sesering ada pantangan apapun dalam ilmu ini, dan bagi pengamal ilmu ini yang sudah berkeluarga…anda dapat mengambil sedikit air sperma anda dengan di oleskan ke kapas, air sperma yang kekuatan mani, wadi, khursani nya telah bangun/ ampuh dapat di gunakan sebagai obat obatan alami bagi diri sendiri, istri dan anak keturunan satu darah atau hubungan pernikahan, seperti untuk pengunci nafsu istri agar tidak bisa selingkuh, dengan cara di colek kan sedikit kapas tersebut pada air minum istri, untuk anak yang baru menstruasi agar dia tidak begitu mudah di setubuhi oleh laki laki lain saat berpacaran, tata cara nya juga sama seperti tata cara untuk istri, untuk melariskan dagangan keluarga, seperti usaha yang di lakukan istri, anak dengan cara kapasnya di letak kan saja sedikit di atas ventilasi pintu tempat usaha dan lain sebagai nya. Silahkan di pahami lalu jika telah siap silahkan di amalkan jika ada yang kurang paham dalam modul ini silahkan email saja saya. Saya bantu doa dari sini di mana pun anda berada semoga semua ilmu ilmu yang saya turunkan ini terserap utuh di badan anda. amin allah humma membantu mengijazahkanRaja Ryzal Nama Sulawesi menurut sejarah berasal dari kata ā€œ Sula ā€œ yang berarti pulau dan ā€œ besi ā€œ yang menurutnya banyak di temukan di sekitar danau Matana. Pendapat lain menceritakan bahwa dulu ketika para pelaut Portugis singgah di Makassa mereka menemui Raja Gowa untuk memohon izin berlayar sekaligus menanyakan nama daerah ini Sulawesi. Pada saat itu, Sang Raja sedang membersihkan badiknya Sele Ketika orang Portugis bertanya nama daerah ini dalam bahasa Portugis, Sang Raja yang tidak mengerti bahasa Portugis hanya bisa memperkirakan maksud pertanyaan tersebut, di kira orang Portugis tersebut menanyakan benda apa yang ada di tangan Sang Raja. Sang Raja pun menjawab SeLe’ Bassi. singkat cerita, orang Portugis ini pun mencatat nama SeLe’ Bassi. untuk menamai daerah kita Sulawesi, dan mereka lebih mudah menyebut kata SeLe’ Bassi. dengan sebutan Celebes dan masyarakat lokal pada waktu itu secara tak sengaja ternyata telah memberikan nama ke pulau tempat mereka berdiam. Celebes yang merupakan eksonim untuk pulaunya sang pelaut ini, dari kata Celebes ini kemudian menjadi Ilmu semula jadi Sulawesi adalah suatu ilmu mistik, ghaib atau mantra adapun mantra secara harfiah adalah sejenis hipnotis atau menggerakkan, atau memiliki kekuatan di luar kesadaran, mantra juga sebagai sarana komunikasi dengan sang maha kuasa, yang bermanfaat untuk berbagai macam tujuan bagi perapalnya atau dalam istilah ā€ Pau pau mappanetta ati ā€œ atau di artikan sebuah kata yang mengsugesti hati yang berasal dari kekuatan pikiran kesuatu obyek yang tersugesti mempunyai kesamaan makna dengan Mantra. Mantra juga di pandang memiliki kekuatan tersendiri, pada pilihan hal-hal yang baik dari satu mantra atau baca-baca dan mencampurkannya dengan hal yang baik dari kekuatan tradisi semacam paseng atau pasang Mereka memanfaatkan suatu mantra secara khusus. Mantra tidak di pandang sama dengan " Mappadua ā€œ Menduakan Tuhan atau sirik pada Allah akan tetapi di pandang sebagai kekuatan teks yang bisa juga di manfaatkan untuk daya tarik juga pada masyarakat Suku Bugis, Makassar pada umumnya pengambilan suatu mantra bersumber dari kitab suci, dan Lontara attoriolong refleksi ini sejak awal di anuti bissu masyarakat pekerja di kerajaan, dengan identitas lelaki yang feminim, berjiwa wanita yang di turunkan oleh alam yang biasa bergelut dengan kebersihan hati,Jika ia adalah teks maka letak kekuatannya sangat paham dan memberi pengaruh kata terhadap jiwanya. maka mudah baginya untuk merasakan kekuatan mantra, biasanya menurunkan secara lisan mantra yang di pelajarinya kepada orang-orang yang mempunyai kebutuhan tertentu dan mantra di berikan secara turun temurun. Ilmu semula jadi adalah sejenis doa atau mantra yang menggunakan bahasa khusus sehingga bukan sekedar mantera biasa, yang terkadang terkesan praktis dan simple tetapi mengandung makna rahasia yang sangat dalam. Caranya di hapal dan pahami semua kata demi kata dan sesudah di terima oleh akal, dan jika akal menerima akan muncul suatu keyakinan dan jika keyakinan sudah muncul maka ilmu semula jadi sudah masuk dan ikut ke dalam diri kita, bisa langsung anda niatkan bisa langsung tes langsung jadi tanpa ritual atau wirid tertentu. Ilmu semula jadi Sulawesi berbahasa mantra atau aksara asli masyarakat suku bugis-makassar. Dari segi aspek budaya, suku bugis menggunakan dialek tersendiri dikenal dengan sebutan ā€œ Bahasa Ugi ā€ Aksara ini telah ada sejak abad ke-12. Suku Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero yang masuk ke nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata " Bugis " berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Paket dan Materi ilmu semula jadi sulawesi ini berisi keilmuan antara lain 1 . Ilmu Awet Muda Agar awet muda dan muka bercahaya atau berseri. Ilmu Pengusir Ular Mengusir ular dari golongan jin maupun ular biasa. Ilmu Penakut peppo Mengalahkan, membakar, menghancurkan peppo. Ilmu Tujuh Nama Besi Agar segala senjata tajam tidak bisa melukai . Ilmu Pagar Badan Agar terhindar dari segala macam sihir dan lmu hitam. Ilmu Penghancur Sarana musuh yang menyerang bisa muntah darah. Ilmu Penembulu Karo ilmu anti besi, tahan pukulan, anti cape, anti . Ilmu Besi Sarana membengkokkan, melemahkan, mematahkan besi. Ilmu Pallise Pajjagguru Memukul musuh bisa pingsan bahkan bisa mati. Ilmu Membuntuhkan Senjata Agar segala macam senjata macet atau buntu. Ilmu Pattiro Ati Sarana pengasihan dengan kekuatan pandangan mata. Ilmu Pagar Gaib Agar jin, perakang, kuyang, tidak bisa masuk ke rumah. Ilmu Paggerra Untuk membentak orang jahat atau musuh agar terdiam. Ilmu Pengunci Mengunci istri atau pasangan agar tidak bisa selingkuh. 3 . Ilmu Sakit Perut Mengobati segala macam gangguan panyakit perut. Ilmu Sakit Gigi Untuk mengobati segala macam gangguan penyakit gigi. Ilmu Sembur Kerumut Sarana untuk mengobati berbagai penyakit kerumut. Ilmu Perontok Tulang Pukulan berbahaya agar musuh tidak berdaya . Ilmu Pukulan Pembungkam Agar musuh kena pukulan tidak bisa melawan. Ilmu Selisih Orang jahat, musuh tidak dapat melihat Di Maharkan KETERANGAN1 . Mahar diatas untuk menghargai waktu kami dalam menyediakan Khotaman ilmu jarak jauh dan layanan spiritual, Sedangkan yang Anda maharin bentuk fisik dari produk yang Anda pesan. Satu paket keilmuan di atas ini bisa di pelajari dari jarak jauh, dan tidak perlu anda datang kealamat kami dan penyempurnaan bisa di pandu jarak jauh. Atau bisa datang langsung ke Majelis kami. 2 . Memang kita akui yang namanya ilmu gaib/ilmu hikmah dan lain sebagainya, memang sangat sukar untuk di pelajari oleh sebab itulah Majelis kami menyiapkan selain Buku/Diktat Panduan Keilmuan + Rajah untuk mandi + Rajah untuk di Telan + Kunci Pembuka Ilmu dan Kunci Penutup Ilmu serta Asma Pembentuk Kesempurnaa Ilmu. Yang bertujuan agar ilmu yang di pelajari dari aliran ilmu apa saja yang anda dalami dan pelajari akan mudah apabila menggunakan cara seperti ini. 3 . Satu paket keilmuan yang di atas memiliki kunci ilmu serta khasiat dan manfaat dan jenis ilmu. Sedangkan lamanya pengamalan tergantung dari suatu ilmu yang anda pilih, karena terkadang suatu ilmu itu sama nama dan sama manfaatnya akan tetapi yang membedakan tata cara pengamalan dan bacaannya oleh karena itu carilah suatu keilmuan yang di rasa cocok dengan kemampuan diri Anda. A’udubillahiminasyaithonirrojim Bismillahirrohmaanirrohim Subhanallohil ’adhim Alhamdulillahirobbil alamin Allahu akbar lailaha illalloh Muhammadurrosullulloh Lauhala wala quwwata illa billahil aliyyil adhim Alhumma sholli ala Muhammad Astagfirullohal adhim ā€œ Setiap Hari Uang Berlimpah Masuk Kedalam Dompetku & Rekeningku Dengan Sangat Mudah Dan Terus Berlipat Ganda… Qobul… ā€œ Kalau saya itu adalah ilmu semula jadi dari semua ilmuā€ yang ada setelah nabi Muhammad diutus, tapi kembali kepada yakin kita, ampun dahh… nuliss ini badan sayaa bergetarrrr ampunnn… Yang ingin mengamalkan silahkan tulis Qobiltu + hadiah Al fatihah & Sholawat buat saya dan ke 2 orang tua saya ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜† Semoga Bisa Bermanfaat Salam Jaya… Satu Nusa Satu Bangsa, Indonesia Raya From Martapura OKU Timur Sumatera Selatan vikyfirst ā˜†ā˜†ā˜†ā˜†ā˜† ABSTRAK Dalam realiti, pengetahuan tempatan sentiasa memainkan peranan penting, kerana ianya merupakan kunci sebenar bagi mewujudkan nilai-nilai serta menekankan internalisasi maklumat melalui pengalaman dan tindakan. Hari ini pengetahuan tempatan Bugis kurang diamalkan dalam kalangan orang Bugis sendiri, disebabkan kerana kesan globalisasi moden dan kurangnya dokumentasi yang sudah dirakam, sehingga menyukarkan proses pemindahannya kepada generasi selanjutnya. Oleh itu matlamat kajian ini adalah menilai sejauh manakah pengetahuan tempatan ini mempengaruhi kejayaan usahawan Bugis di Pontian. Bagi tujuan ini enambelas responden telah dipilih melaui proses persampelan bertujuan, serta telah dijalankan temubual mendalam separuh berstruktur, pemerhatian penyertaan moderat dan pendokumenan di Daerah Pontian, kawasan Pekan Nanas, Benut, Ayer Baloi dan Kukup. Kajian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kajian kes serta etnografi bagi memantapkan dapatan kajian khasnya yang menyelidiki kelompok kebudayaan dalam lingkungan semula jadi. Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis data kualitatif deskriptif yang mengikut kepada model yang dicadangkan Miles dan Huberman 1992 iaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil kajian mendapati beberapa jenis pengetahuan tempatan Bugis yang berhubungkait dengan keusahawanan dan masih digunapakai sehingga hari ini iaitu nilai-nilai, kemahiran dan teknik keusahawan Bugis. Kajian inipun telah berjaya menghasilkan sumbangan teori penting dalam implikasi praktikal dan satu model pemindahan pengetahuan tempatan. Teori penting yang telah disumbangkan adalah Filtering atau proses penyaringan budaya yang berasaskan ajaran Islam, adaptasi budaya tempatan serta polisi kerajaan, bagi menghasilkan budaya Bugis teradaptasi. Manakala model yang telah dibina adalah model pemindahan pengetahuan tempatan yang berbeza dengan model pemindahan pengetahuan yang sedia ada. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1BAB PengenalanBahagian ini membincangkan tentang latar belakang masalah kajian yangterdiri daripada punca dan kesan penghijrahan, isu-isu dan permasalahan adaptasidan pembinaan nilai budaya Bugis, dalam hal ini budaya keusahawanan orang Bugisdi Pontian. Selain itu, dibincangkan pula mengenai permasalahan kajian, matlamatkajian, objektif kajian, persoalan kajian, kepentingan kajian, kerangka kajian,rasional kajian, ruang lingkup dan batasan kajian, serta definisi zaman dahulu orang-orang Bugis dikenali sebagai etnik yang memilikikebiasaan senang berniaga dan merantau sompe. Faktor penyebab penghijrahanorang Bugis ini bukan sahaja dari segi ekonomis, melainkan segi politis. Kekacauanyang berlaku di tanah Bugis menggalakkan mereka meninggalkan negeri pendapat Kesuma 2004 dorongan makna falsafah hidup yangberhubungkait dengan kebebasan dan dorongan sebagai peniaga menjadi salah satupunca penghijrahan orang-orang Bugis khasnya daripada Wajo. Di antara banyakpeniaga dan perantau Bugis, orang Wajo yang dianggap paling berdaya usaha dalamperniagaan Hamid, 2005.Husain 2011 menghuraikan bahawa punca penghijrahan orang Bugis,khasnya daripada daerah Wajo ada dua iaitu masalah keselamatan dan masalahekonomi. Masa kecelaruan di Sulawesi Selatan dimulakan pada sekitar abad ke-16yang mana berlaku perang saudara dan pertumpahan darah dalam kalangan kerajaan- 2kerajaan Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan, termasuk Kerajaan Wajo. Perangsaudara ini disebabkan kerana masing-masing menganggap dirinya lebih berhakmewarisi suatu kerajaan atau pemerintah Khazin, et al., 2009. Kekacauan tersebutberterusan sehingga kedatangan Belanda di Sulawesi Selatan pada abad bekerjasama dengan Kerajaan Bone telah berjaya mengalahkan KerajaanWajo dalam Perang Tosora Ibu Negeri Kerajaan Bugis-Wajo pada tahun 1670 yangmengakibatkan hancurnya Tosora dan runtuhnya Kerajaan Bugis-Wajo. Kesan dariPerang Tosora ini menjadi faktor pendorong berlakunya penghijrahan orang Bugis-Wajo secara besar-besaran pada akhir abad ke-17 Andaya, 2004. Kondisi tempattinggal yang tidak aman berimpak kepada aktiviti ekonomi yang tidak dapat berjalandengan lancarManakala masalah ekonomi yang menjadi punca penghijrahan orang Bugis-Wajo disifatkan oleh Pelras 2006 sebagai suatu strategi pasaran ekonomi sepertiberniaga dan mengusahakan tanaman ladang. Perkara ini boleh dilihat di beberapamukim-mukim Bugis di Malaysia yang telah berjaya meneroka hutan denganmemulakan kerja-kerja pembukaan kawasan baru dan membuka ladang gambir,getah, koko, kelapa dan kelapa sawit, seperti di Borneo dan Semenanjung TanahMelayu. Walaupun keadaan semula jadi Wajo mempunyai tanah yang subur dan luas,tidak kekurangan sumber makanan malah menghasilkan beras yang cukup sertapenduduk tidak berlebihan, namun ianya bukan menjadi satu faktor penentu dalamtradisi merantau dalam kalangan orang Bugis Wajo Ahmadin, 2008; Khazin et al,2009. Disamping itu ditambah oleh Kesuma 2001 bahawa perkara lain yangmenjadi punca penghijrahan orang Bugis-Wajo dalam bidang ekonomi adalahdidorong oleh keupayaan untuk membaca keadaan dan memanfaatkan lain dikemukakan oleh Abidin 1999 bahawa punca penghijrahanorang Bugis Wajo adalah jiwa liberal spirit dan entrepreneurship yang dimiliki olehorang Bugis khasnya daripada Wajo. Jiwa liberal spirit adalah ketidaksediaan dideraoleh orang-orang Belanda mahupun bangsa sendiri. Perkara ini selari denganpendapat beberapa pengkaji terdahulu yang menghuraikan tentang kekacauan yangberlaku di kerajaan Bugis-Makassar Andaya, 2004; Khazin et al., 2009; Husain, 32011. Jiwa entrepreneurship atau keusahawanan telah menjadi salah satu ciri khasatau identiti daripada orang Bugis-Wajo, kerana mereka memiliki kegemaranberniaga dan merantau sejak zaman berzaman. Meskipun pada tahun 1969 KerajaanDaerah Wajo mengeluarkan peraturan daerah Perda yang melarang penduduknyakeluar meninggalkan Tanah Wajo Mustafa, et al., 2007, namun penghijrahan tetapberlaku. Berasaskan hasil daripada beberapa kajian di atas, boleh disimpulkan bahawaada dua faktor yang mempengaruhi punca penghijrahan orang Bugis Wajo, iaitufaktor luaran dan faktor dalaman. Faktor luaran antaranya iaitu berlakunyakekacauan berterusan di tanah Bugis, dimulakan sekitar abad ke-16 iaitu kekacauandalam kerajaan-kerajaan Bugis-Makassar sehingga abad ke-17, seterusnya disusuldengan perang melawan Belanda sehingga awal abad ke-20. Kekacauan dalamnegara pun selepas kemerdekaan Indonesia seperti berlakunya perangmempertahankan kemerdekaan, pemberontakan Kahar Muzakkar daripada tahun1950 sehingga tahun 1965 turut mempengaruhi orang-orang Bugis di Wajo untukkeluar mencari tempat yang aman Husain, 2011. Hal ini berhubungkait denganusaha mencari pemecahan terhadap konflik yang berlaku pada diri mereka misalnyamenghindari penghinaan sama ada kerana dikuasai oleh bangsa lain mahupun bangsasendiri, keinginan untuk melepaskan diri dari kondisi sosial dan politik yang tidakmemuaskan, serta menghindari perkara yang tidak diinginkan akibat daripadakekerasan yang dilakukan di daerah mereka Pelras, 2006. Faktor luaran yanglainnya adalah keinginan untuk mengikuti jejak orang-orang terdahulu yang telahberjaya di negeri rantau, sehingga berlaku penghijrahan secara berterusan Chainmigration.Faktor dalaman yang mempengaruhi penghijrahan orang Bugis Wajo adalahsikap semulajadi yang suka merantau, merupakan faktor yang lahir dari dalam jiwamereka, antaranya adalah sifat yang suka mengembara dan merantau atau dalambahasa Bugis disebut dengan sompe’ Kesuma, 2004; Hamid, 2005; Pelras, 2006.Bahkan Pelras 2006 mengatakan bahawa merantau bagi orang Bugis merupakanciri khas atau identiti yang kekal sehingga masa kini. Sedangkan orang yangmelakukan penghijrahan disebut dengan passompe’, ini bermakna pelaut, peniaga 4yang berlayar meninggalkan kampung halaman Hamid, 2005. Sompe’ dilakukanuntuk mencari penghidupan yang lebih baik dan berhubungkait dengan jiwakeusahawanan. Amnya perantau Bugis Wajo ini melakukan aktiviti perniagaan dirantauan. Sehingga mereka dikenali sebagai peniaga yang berjaya, sebagaimanaungkapan Bugis yang kerap didengarkan bahawa Sugi’i to Wajo’E adangkangennanapakkappong, maknanya orang Wajo kaya kerana ia mengutamakan dalaman yang lain adalah liberal spirit, merantau dijalankan untukmendapatkan ketenangan jiwa, dalam bahasa Bugis dikenali dengan istilah bermakna sikap pemberontakan jiwa terhadap keadaan yang tidakdisenangi Ahmadin, 2008. Keadaan tersebut termasuk penindasan, penguasaan,perampasan hak dan lainnya. Jadi kebebasan dan kemerdekaan merupakan salah satualasan penghijrahan orang Bugis Wajo, sebab mereka memeluk tanggapan bahawamereka dilahirkan kepada kebebasan born for liberty. Ia termaktub dalam falsafahorang Bugis Wajo sehingga kini, yang menjadi ungkapan simbol kerajaannya iaituMaradeka to WajoE ade’nna napopuang, ertinya adalah orang Wajo merdeka hanyaundang-undang yang Melayu merupakan salah satu sasaran penghijrahan etnik etnik Bugis di alam Melayu telah berlaku sekitar abad ke-17 Kesuma,2004; Suraya, 2007; Nordin, 2008; Husain, 2011, yang bertumpu di wilayahSumatera, Semenanjung Tanah Melayu dan Borneo. Mereka datang denganmenggunakan kapal jenis padowakang dan Pantjallang Nordin, 2006. Alasanpenghijrahan etnik Bugis ke alam Melayu disebabkan kerana kekacauan yangberlaku di daerah mereka serta kecenderungan berlayar dan meneroka dunia baruMohd Akbal & Abdullah, 2005. Penghijrahan orang Bugis ke Johor khasnya daripada Wajo berterusansehingga kini. Berasaskan bancian penduduk Indonesia tahun 2000-2010, etnik Bugisyang mendiami wilayah Indonesia berjumlah 5,157,000 orang BPS, 2003,sedangkan etnik Bugis yang mendiami wilayah Malaysia seramai 728,465 orangBPS, 2003, antaranya terdapat seramai 60,000 orang bermukim di Johor Kesuma, 52004, 60,000 orang Bugis tersebut sebahagian besar berasal daripada WajoKesuma, 2004; Khazin, et al., 2009.Etnik Bugis yang berada di Pontian ramai bekerja sebagai usahawan. Perkaraini tidak menghairankan kerana etnik Bugis Wajo mempunyai sejarah penghijrahanpanjang yang masih berterusan sehingga kini serta kecenderungan mereka untukmerantau sompe’ dan berniaga. Hasil kajian Husain 2011 mendedahkan bahawakegemaran merantau ini mengakibatkan Daerah Wajo kehilangan sekitar 66 orangsetiap bulannya pada jangka masa 1969-1980. Penghijrahan yang berlaku pada etnikBugis Wajo menurut Ammarell 2002 dicirikan sebagai searching for good fortune,iaitu mencari rezeki bagi jaminan kehidupan yang lebih baik, dalam Bahasa Bugisdisebut sebagai massappa dalle’. Usaha untuk mencari rezeki ini merupakankebiasaan yang mereka bawa dari negeri asal, yang merangkumi budaya kajian ini bertujuan bagi menyelidiki adaptasi dan pembinaannilai budaya Bugis yang dibawa oleh migran Bugis, khasnya budaya keusahawananBugis. Untuk mengenali nilai-nilai budaya Bugis tersebut maka di dalam kajian iniakan dikenal pasti aktiviti usahawan Bugis di daerah Pontian, Latar Belakang KajianKeunikan budaya keusahawanan Bugis ini telah direkod oleh pelbagaipengembara Eropah Portugis, Belanda dan Inggeris sejak berabad-abad yang silam,seperti yang didedahkan oleh Tome Pires yang mengunjungi Melaka pada tahun1512 dan bertemu dengan peniaga Bugis Cortesao, 1944 dan Logan yang bertemupeniaga Bugis di Pulau Penang pada tahun 1830 Logan, 1851. Budayakeusahawanan Bugis tersebut tidak terlepas dari jati diri peniaga-peniaga Bugis yangterpancar daripada perilaku mereka dalam aktiviti perniagaan. Pires mencatatkanbahawa kekuatan yang dimiliki peniaga Bugis adalah sifat keteladanan terhadaptokoh leluhur mereka yang tertanam dalam jiwa mereka. Antaranya adalah 6ā€œSawerigadingā€, ketokohan pahlawan Bugis tersebut ternukil dalam hikayat lamayang disebut Lontara I Lagaligo Kern, 1993. Tulisan dalam Lontara tersebutmemberi panduan bagaimana membina kehidupan di negeri perantauan. Jadikeunikan daripada budaya ini adalah budaya perantau peniaga passompe’.Pires menambahkan bahawa kekuatan lain peniaga Bugis adalah dari segiperwatakan dan perawakan. Dari segi perwatakan peniaga Bugis memilikikepandaian dalam mengurus perniagaan, berniaga secara jujur, berdikari danberhemah tinggi serta kemampuan daya usaha berniaga yang tinggi Leith, 1805;Cortesao, 1944. Dari segi perawakan mereka memiliki tenaga fizikal yang kuatsebagaimana yang digambarkan oleh Pires bahawa perawakan orang Bugis memilikisusuk tubuh yang tegap, kuat, tampan, bersifat pahlawan, dan menuturkan BahasaBugis. Kesemuanya ini telah membuat peniaga Bugis dihormati di kalangan peniagaEropah Cortesao, 1944. Tabiat peniaga Bugis yang didedahkan oleh Pires ini selaridengan yang telah ditulis oleh Logan 1851.Hal lain yang menjadi identiti peniaga Bugis adalah budaya peniaga Bugistentang konsep siri dan pesse Andaya, 1981; Moh. Yahaya Mustafa, 2003. Kedua-dua konsep ini telah meniupkan kekuatan moral kepada pelaut peniaga di siri terkait dengan malu, harga diri atau maruah. Sebagai contoh adalahseorang peniaga akan merasa malu manakala dia berniaga secara tidak jujur, ataumanakala haknya telah dirampas. Siri inilah yang sentiasa ditegakkan oleh orangBugis dan dikukuhkan dengan sebuah prinsip, ā€œlebih baik mati dalammempertahankan siri, berbanding hidup tak memiliki siriā€. Manakala konsep pesseberkait erat dengan kekuatan ikatan persaudaraan demi memperkukuhkan ikatankomuniti. Tradisi Bugis ini menggambarkan betapa pentingnya semangat gotongroyong dalam membina kehidupan. Konsep siri dan pesse inilah yang menjadipedoman hidup bagi peniaga Bugis, sehingga mereka menjadi peniaga yang diseganidan dikagumi oleh peniaga lain serta menjadi spirit bagi memperkuat dan menguasaijalinan lain budaya keusahawanan Bugis adalah kepandaian mereka dalammembina kapal dagang yang kukuh. Hanya kapal yang kukuh dan kuat boleh 7mengharungi lautan dan samudera serta menempuhi perjalanan jauh. Suku Bugistelah dikenali sebagai pelaut yang tangguh sejak dahulu kala, mereka adalah perantaupeniaga passompe’, yang mampu berlayar di lautan Asia Tenggara, Madagaskar,Australia, Afrika Selatan bahkan Saudi Arabia, dengan menggunakan perahu yangterbuat dari kayu Amarel, 2002; Kesuma, 2004; Rauf, 2010. Disamping kepandaiandalam membina kapal dagang, merekapun mampu membuat tata tertib atau aturanyang harus dilaksanakan dalam pelayaran dan perniagaan. Aturan ini dipanggildengan Hukum Laut Amanna Gappa, yang dibina oleh seorang usahawan Bugisdaripada Wajo bernama Amanna Gappa pada tahun 1676 Tobing, 1961; Abidin,1977; Rasal, 2010. Aturan ini ditulis dalam bahasa Bugis, di atas 18 kitab lontar,terdiri daripada 27 pasal. Kitab ini dalam bahasa Bugis dikenali sebagai ā€œAdeAlloping-loping Bicaranna Pabbalu’Eā€ ertinya iaitu aturan pelayaran danperdagangan. Kitab ini membincangkan mengenai tata cara pelayaran danperniagaan, jalur pelayaran, susunan awak kapal, dan lain-lain hal yang mengaturtentang pelayaran dan perniagaan agar tidak menimbulkan perselisihan Tobing,1961; Abidin, 1977; Rasal, 2010.Penghijrahan orang Bugis di rantau alam Melayu terus berlanjut sehinggakini, termasuk di Pontian, Johor. Penghijrahan ini mengakibatkan terjadinya prosesinteraksi dengan persekitaran tempatan. Mengikut pendapat Villareal 2005mengatakan bahawa salah satu faktor yang memberikan kesan dalam proses interaksidan pembangunan masyarakat iaitu budaya tempatan. Budaya tempatan adalahmodal bagi masyarakat luar bandar mahupun masyarakat pendatang kerana ianyaboleh memberikan sokongan di dalam perjuangan mempertahankan hidup. Budayatempatan sentiasa berkembang sepanjang masa pada suatu masyarakat. Budayatempatan merupakan sebahagian daripada pengetahuan masyarakat, yang manasistem pengetahuan sangat dinamik sehingga mengakibatkan masyarakat bolehberubah dan menyesuaikan diri terhadap persekitaran mereka, serta boleh menyerapdan mengassimilasikan idea daripada pelbagai jenis sumber. Kedatangan orang Bugis ini membawa pula identiti dan nilai-nilai budayamereka, antaranya iaitu budaya keusahawanan Bugis. Budaya keusahawanan Bugisdi negeri asalnya Sulawesi-Selatan kebanyakannya berupa budaya non material dan 8masih lagi kekal sehingga hari ini. Pada awal kedatangannya, mereka mampumengekalkan budayanya, kerana mereka datang berpuak, bergaul dan kahwinmahwin terhad kepada sesama orang Bugis sahaja. Namun demikian sehingga kinihampir sebahagian besar orang-orang Bugis generasi muda telah mencampuradukkankebudayaan mereka dengan adat resam serta cara hidup tempatan Halimah, 1980.Sehingga pengkaji akan menyelidiki adakah identiti etnik Bugis dan kebugisan masihlagi kekal. Oleh itu, perlu dikaji tentang pembentukan semula dan adaptasi nilai-nilaibudaya Bugis dalam kalangan usahawan Bugis di pengkaji mengemukakan pendapat mengenai jenis-jenis Budayatempatan yang telah menjadi identiti daripada etnik mereka. Di Eropah budayatempatan merupakan budaya yang dihasilkan daripada aktiviti intelektual di dalamkonteks tradisonal. Kiene 2006 membahagi jenis budaya tempatan ke dalam duabahagian besar iaitu cerita rakyat dan sumber-sumber yang dikendalikan secara turuntemurun. Sebagai contoh jenis budaya tempatan pada sumber kuasa yangdikendalikan secara turun temurun di negara Austria adalah bregenzelwarderbergkashe, iaitu budaya tempatan yang digunakan pada pengeluaran bahan makananpertanian berupa keju tradisional yang diolah daripada susu mentah. Perkara inimenunjukkan bahawa budaya tempatan yang digunakan di Austria boleh membantumasyarakat bagi memperlancar pembuatan bahan makanan keju tradisional. Kajian Dekens 2007 mendapati bahawa ada tiga jenis budaya tempatan iaitupertama budaya tentang alam sekitar dan pertanian, kedua budaya sosiokultural dansejarah, ketiga budaya tentang projek pembangunan. Pada dasarnya pendapat Kienedan Dekens tentang jenis budaya tempatan memiliki sudut pandang yang berbeza,Kiene menekankan pada sesuatu hal yang bersifat turun temurun, sedangkan Dekensmenekankan pada persekitaran Srinivasan 2004 membahagikan jenis budaya tempatan sebagaiberikut pertama pengetahuan rakyat, kedua pengetahuan tradisional, ketigapengetahuan tentang adat tradisional, keempat pengetahuan persekitaran tradisional,kelima pengetahuan tentang pertanian tradisional, keenam pengetahuan petani,ketujuh pengetahuan masyarakat desa, kedelapan ilmu tentang suku bangsa, dan lain- 9lain. Pendapat Srinivasan ini lebih cenderung mengklasifikasi budaya tempatan diBangladesh berasaskan pengetahuan tradisional yang bertumpu di luar bandar. Berbeza dengan di Eropah dan Bangladesh, budaya tempatan di Indonesialebih menggambarkan suatu fenomena spesifik yang biasanya menjadi identiti atauciri khas komuniti kelompok tersebut. Kemunculan budaya tempatan merupakanhasil proses daripada pelbagai pengetahuan empiris dan non empiris. Budayatempatan di Indonesia biasa juga disebut kearifan lokal atau local wisdom,sedangkan jenis budaya tempatan di Indonesia lebih menekankan pada nilai-nilaiyang berlaku di masyarakat dan boleh ditinjau daripada pelbagai aspek sepertibudaya dan adat istiadat Ridwan, 2007; Suhartini, 2009; Efendi, 2011. Huraian di atas menggambarkan bahawa setiap negara memiliki pelbagaijenis kebudayaan Srinivasan, 2004; Kiene, 2006; Dekens, 2007; Ridwan, 2007,berhubungkait dengan perkara tersebut sehingga timbul persoalan apakah jenis-jeniskebudayaan itu boleh membantu sebarang aktiviti masyarakat dalam sesebuahnegara, termasuk aktiviti keusahawanan. Satu komuniti seboleh mungkin mengekalkan identiti budaya merekamanakala komuniti itu mampu menjaga budayanya dan melakukan pembinaansemula dan adaptasi identiti budaya. Hasil kajian di beberapa negara mendedahkanbahawa identiti budaya mengalami proses adaptasi dan pembinaan semula pada suatukomuniti masyarakat khasnya masyarakat yang mengalami perubahan, misalnyaperubahan kerana perpindahan atau bencana alam Tugby, 1977; Nagel, 1995;Riecanska, 1998; Phinney. et al., 2001; Anbalakan, 2008; Lee, 2009; Oppong, 2013.Beberapa pengkaji telah menyelidiki masalah pembinaan semula identitibudaya dan adaptasi identiti. Antaranya iaitu hasil kajian Berry et al., 1992 yangmengatakan bahawa bagi pembinaan semula identiti etnik dalam kehidupanmasyarakat, dilakukan upaya pemindahan pengetahuan tentang nilai-nilai budayaatau pewarisan budaya dari generasi ke generasi seterusnya. Dapat dipahami bahawapewarisan budaya ini merupakan upaya pengekalan identiti etnik. Berry et al., 1992 10mendedahkan bahawa, dalam proses pewarisan budaya itu terdapat tiga cara iaitupemindahan tegak, pemindahan miring dan pemindahan mendatar. Pemindahan tegakmerupakan proses enkulturasi dalam keluarga, pewarisan budaya daripada ibu bapamelalui pola pengasuhan anak. Pemindahan miring adalah pewarisan budayadaripada orang dewasa ke pada orang dewasa lain sama ada dalam kumpulan sendirimahupun kumpulan lain, melalui proses enkulturasi dan akulturasi. Manakalapemindahan mendatar adalah pemindahan daripada sebaya melalui prosesenkulturasi dan sosialisasi. Mahmud 2010 menulis bahawa pembinaan nilai budaya boleh dilakukandengan menggunapakai media warisan dengan bentuk lisan, gerakan, visual yangdikenali dan diterima oleh sesuatu komuniti. Budaya ini diperdengarkan ataupundipertontonkan bagi memaklumkan, menjelaskan, mengajar, mendidik ataupun hanyasekedar menghibur. Media warisan ini diteruskan daripada generasi ke warisan tersebut mulai dikaji dan digunapakai pada sekitar tahun 1960 an,khasnya di negara-negara berkembang asasnya budaya berhubungkait dengan seluruh sistem konsep, keyakinandan persepsi bahawa orang memiliki dunia di sekitar mereka yang merangkumidimana budaya dihasilkan, dilaksanakan, disimpan dan dipindahkan atau dengan masalah pewarisan pengetahuan tentang nilai-nilai budayaterdapat beberapa cara yang boleh digunakan oleh pelbagai komuniti. Warburton &Martin 1999, yang mengkaji sumber alam dan pembangunan mendapati bahawapemindahan pengetahuan termasuk pengetahuan tentang nilai budaya ini bolehdilakukan dengan cara perkongsian pengetahuan knowledge sharing, tetapi terlebihdahulu harus memahami budaya masyarakat tempatan agar penyelidik sumber alammenyadari kemungkinan perbezaan dan kerumitan dalam cara orang memandangdunia dalam persekitaran mereka dan cara mereka berinteraksi satu dengan yang lain adalah pemanfaatan teknologi yang menghasilkan inovasi Reed,Dougill & Taylor, 2007; Gerke & Ehlert, 2009; Soderquist, 2009. Perbezaandaripada ketiga hasil kajian ini bertumpu pada objek kajiannya. Gerke dan Ehlert2009 melakukan kajian di Delta Sungai Mekong, Vietnam, yang menunjukkan 11bahawa nilai-nilai tempatan berubah menjadi sumber strategik dalam kontekspersaingan untuk mengurangkan produk air alami dengan menggunakan prosespemodenan pertanian yang menghasilkan inovasi. Sementara objek kajian Soderquist2009, menjelaskan bahawa budaya yang mengarah ke inovasi dalam produk, jasa,proses, strategi atau model perniagaan di wilayah Mediterania, harus disebarkan,dibagi dan digunakan. Sehingga akan berlaku pewarisan pengetahuan, khasnyapengetahuan mengenai nilai-nilai tempatan. Proses transformasi nilai-nilai tempatanmenjadi inovasi dilakukan dengan cara menggunakan sistem maklumat. Tujuansistem maklumat ini iaitu untuk menyebarluaskan temuan, bertukar pengalaman. Jadisistem maklumat ini mengaktifkan, menfasilitasi dan memanfaatkan pengetahuanyang mengarah ke hasil inovasi. Sementara objek kajian Reed, Dougill, dan Taylor2007 menemukan bahawa dengan membentuk kerja sama yang bermanfaat antaramasyarakat dan pengkaji memungkinkan berlaku pewarisan nilai-nilai tempatandalam mengembangkan inovasi tempatan yang lebih baik sehingga bolehmeningkatkan upaya di dalam membimbing peningkatan kapasiti masyarakat denganmengunapakai nilai-nilai tempatan bagi mengurangkan masalah degradasi tanah diwilayah Botswana. Manakala Sinclair dan Joshi 2001 yang mengkaji komunitipetani di Nepal, menghuraikan cara lain dalam pembentukan nilai-nilai tempataniaitu pembentukan kebiasaan dan pemerhatian amalan, khasnya mengenai pembinaanbudaya kajian di atas cuba menghuraikan tentang upaya-upaya adaptasidan pembentukan nilai-nilai budaya tempatan serta mengemukakan berlakunyaproses pembentukan nilai-nilai tempatan, sehingga soalan seterusnya, apakah berlakuproses adaptasi dan pembentukan semula identiti etnik dalam kalangan usahawanBugis di Pontian, Johor?Selanjutnya yang akan diselidiki dalam kajian ini adalah cara mengekalkanidentiti Bugis dan Kebugisan. Merujuk dari hasil kajian beberapa pengkaji,menghuraikan bahawa pada hakikatnya cara mengekalkan kewujudan identiti etnikpada berbagai bidang adalah integrasi, adaptasi, akulturasi dan assimilasi Barbanette& Monno, 2002; Close, 2003; Srinivasan, 2004. Walaupun demikian terdapat teknik 12yang berbeza dalam mempertahankan kewujudan identiti etnik tersebut, bergantungsituasi dan keadaan tempat kajian itu berlaku. Srinivasan 2004 menghuraikan bahawa cara mengekalkan nilai-nilai budayadi Bangladesh adalah menggunakan strategi adat, terutamanya dalam mengatasikejadian extrim seperti banjir dan kekeringan. Beberapa tindakan adat untukmengatasi iklim extrim itu dilaksanakan di pelbagai sektor, seperti pertanian,kehutanan, peternakan, perikanan dan sumber air. Budaya tempatan diintegrasikandalam kebijakan adaptasi, sehingga terjadi pergeseran paradigma dari strategi topdown ke kaedah bottom up partisipatif dan merancang rekabentuk polisi. Alat sepertisistem posisi global, sistem maklumat geografis, dan data base relational bolehdigunakan untuk mengintegrasikan budaya tempatan dalam rekabentuk polisi dandalam menilai impak baik daripada spatial dan adaptasi temporal yang lain untuk mengekalkan budaya tempatan ialah membangkitkanbudaya tempatan kreatif Barbanente & Monno, 2002, yang merupakan langkahyang diperlukan di dalam mendukung munculnya cara berfikir mengenaipembangunan wilayah tempatan, dengan menggunakan kaedah 2003 menghuraikan bahawa cara mengekalkan budaya tempatan diPulau Turks dan Caicos dengan menggunakan kaedah baru yang disebut denganparticipatory rural appraisal PRA atau kadar partisipatif masyarakat luar merupakan kaedah yang efektif di dalam mengekalkan budaya tempatan,sokongan diberikan kembali ke masyarakat di mana pengetahuan itu berlaku. PRAdikembangkan untuk mengkompensasi keprihatinan serta untuk mempromosikan danmemfasilitasi asas-asas pembangunan berterusan berupa pemerataan, keadilan sosial,dan pemberdayaan mengekalkan budaya tempatan di Bangladesh iaitu strategi adatSrinivasan, 2004, ternyata tidak jauh berbeza dengan cara yang digunakan di dalammasyarakat adat kesepuhan Sukabumi-Indonesia, khasnya di dalam mengaturhubungan masyarakat dengan alam hutan. Masyarakat adat kesepuhan 13mempertahankan budaya tempatannya dengan mengadaptasikan konsep ibu bumi,bapa langit, guru mangsa, leuit dan wewengkon hutan, yang telah dikembangkansecara turun temurun Rahmawati, et al., 2008.Berdasarkan hasil kajian di atas Barbanette & Monno, 2002; Close, 2003;Srinivasan, 2004; Rahmawati, et al., 2008, maka muncul permasalahan bahawabagaimana kewujudan identiti etnik usahawan Bugis di Pontian, Johor? Dan upayaapa yang boleh dilakukan bagi mengekalkan identiti etnik pada usahawan Bugis diPontian, Johor?Masalah seterusnya yang akan dikaji iaitu bagaimana membina modeladaptasi dan pembinaan identiti etnik. Beberapa pengkaji telah menyelidiki bahawaproses pengekalan atau pembinaan sesuatu identiti budaya dengan cara pemindahanatau pewarisan budaya itu sendiri. Berkait dengan pemindahan atau pewarisanbudaya, beberapa pengkaji menghasilkan model pemindahan pengetahuan antaranyaadalah model SECI socialization, eksternalization, combination, internalization,yang diasaskan oleh Nonaka dan Takechi 2000. Model ini mengenal pasti prosespemindahan pengetahuan antara tacit knowledge pengetahuan tersirat, pengetahuantersirat yang dimaksudkan di sini adalah budaya dan eksplisit knowledgepengetahuan tersurat. Model ini boleh diguna pakai dalam pengajarankonvensional, e-learning dan pengajaran berasaskan masalah. Model SECI inidifokuskan kepada aktiviti pengajaran dan pembelajaran di dalam bilik darjah,instruktor atau guru boleh memindahkan pengetahuan kepada dan Grayson’s menemukan sebuah model yang dipanggil model Carladan Jackson. Model ini terdiri daripada tujuh tahap iaitu mencipta, mengenal pasti,mengumpul, menyusun, berkongsi, menyesuaikan diri, gunakan. Model yang lainyang prosesnya sama dengan model Carla dan Jackson seperti model H. Ping Tserngdan Yu Cheng Lin serta model Knowledge Research Institute Koh, 2005. Selain itumasih didapati model-model lain yang diketengahkan oleh pengkaji terdahulu sepertiGoh 2002, Model Albino 2004 serta Syed Ihsan dan Rowland 2004. 14Berasaskan hasil kajian daripada beberapa pengkaji di atas didapati pelbagaiupaya pembinaan semula sesuatu pengetahuan bagi pengekalan pengetahuantersebut. Hal ini boleh berlaku pada upaya pembinaan identiti budaya. Oleh itumuncul soalan bahawa dapatkah dibina suatu model adaptasi dan pembinaan semulaidentiti dalam kalangan usahawan Bugis di Pontian, Johor? Pernyataan MasalahBerasaskan latar belakang masalah yang telah diterangkan, maka perludilakukan kajian bagi mengenal pasti proses adaptasi dan pembinaan semula identitietnik dalam kalangan usahawan Bugis di Pontian, Johor. Mengikut Ravichandrandan Shareef 2002, keupayaan untuk memanfaatkan dan menggunakan sesuatupengetahuan termasuk pengetahuan tentang nilai-nilai budaya tempatan secaraefektif adalah matlamat penting bagi banyak perniagaan. Ianya adalah perlu bagimendapatkan repositori pengetahuan, kerana setiap projek membawa keputusan yangdilaksanakan ke dalam bentuk beberapa penambahbaikan. Jadi boleh dikatakanbahawa pengetahuan diiktirafkan sebagai suatu aset yang sangat penting di setiapbidang, termasuk bidang keusahawanan. Berhubungkait dengan perkara identiti budaya, terdapat beberapa pengkajiyang menjelaskan tentang jenis-jenis budaya tempatan yang dimiliki oleh pelbagainegara Srinivasan, 2004; Kiene, 2006; Dekens, 2007. Hasil kajian tersebutmenggambarkan bahawa jenis-jenis budaya tempatan boleh membantu aktivitimasyarakat dalam konteks tradisional Kiene, 2006. Manakala budaya tempatandalam kalangan usahawan Bugis di Pontian telah mengalami percampuran denganadat resam Halimah, 1980, sehingga muncul soalan apakah budaya tempatan bolehmembantu penambahbaikan bidang keusahawanan dalam kalangan usahawan Bugisdi Pontian, Johor? Lantaran itu maka masalah yang akan diselidiki dalam kajian iniiaitu mengenal pasti jenis budaya Bugis yang dimiliki oleh usahawan Bugis diPontian, Johor. 15Pada asasnya pengetahuan dibahagi menjadi dua iaitu explisit knowledgepengetahuan tersurat dan tacit knowledge pengetahuan tersirat. Explisitknowledge merupakan segala bentuk pengetahuan yang sudah dirakam dandidokumentasikan sehingga lebih mudah untuk dipindahkan dan dikelola, sedangkantacit knowledge merupakan pengetahuan yang tersimpan dalam minda manusiadalam bentuk intuisi, judgement, skill, values, dan belief yang diperolehi melaluipengalaman dan pekerjaan, sehingga tidak mudah untuk diformalisasikan dandipindahkan kepada orang lain Tobing, 2007. Budaya tempatan secara amberbentuk tacit knowledge, sehingga proses pemindahan atau pewarisannya yang sering timbul dalam proses pemindahan atau pewarisan budaya inidiantaranya tidak ada dokumentasi yang sudah dirakam sehingga menyukarkanpengurusan pengetahuan Warburton & Martin, 1999; Sinclair & Joshi, 2001; Reed,Dougill & Taylor, 2007; Gerke & Ehlert, 2009; Soderquist, 2009;, termasuk yangberlaku di Pontian. Hasil kajian Halimah 1980 mendapati bahawa budaya tempatandalam hal ini adalah identiti dan adat istiadat dalam kalangan orang Bugis di Pontianpada awalnya dilaksanakan dengan baik sebab mereka membuat mukim dan bergaulterhad kepada orang Bugis sahaja, namun lambat laun mengalami perubahan danpemodenan. Huraian tersebut menyebabkan munculnya soalan, adakah berlakuadaptasi dan pembentukan semula identiti etnik dalam kalangan usahawan Bugis diPontian masa kini? Dan bagaimana proses adaptasi dan pembentukan semula identitietnik dalam kalangan usahawan Bugis di Pontian, Johor?Manakala budaya tempatan pun boleh membantu penambahbaikan sebarangaktiviti masyarakat Srinivasan, 2004; Kiene, 2006; Dekens, 2007, termasuk bidangkeusahawanan. Budaya tempatan yang diselidiki dalam kajian ini adalah budayakeusahawanan Bugis dalam bentuk budaya non material/bukan material. Budayausahawan berjaya akan berlaku sekiranya wujud tahap daya keusahawanan yangtinggi dalam kalangan para usahawan, tidak terkecuali kepada usahawan Bugis. Bagimemastikan budaya usahawan berjaya tercapai maka perlu diwujudkan usahawanyang menepati ciri-ciri usahawan sebenar. Beberapa pengkaji menemukan bahawaciri personaliti seseorang usahawan boleh mempengaruhi kerjaya usahawanLittunen, 2000; Short & Dunn, 2001; Norita, Nizamuddin & Oemar, 2005; Minerdalam Short & Dunn, 2011. Berhubungkait dengan ciri personaliti usahawan, 16Kesuma 2004 mengemukakan bahawa usahawan Bugis memiliki ciri personalititersendiri, namun usahawan Bugis di Pontian yang telah mengalami percampuranbudaya tentu memiliki pula ciri personaliti yang sedikit berbeza dengan ciriusahawan Bugis di daerah asalnya. Oleh itu, masalah yang akan dikaji adalah apakahbudaya keusahawanan Bugis termasuk identiti etnik Bugis boleh membantu kejayaanusahawan Bugis di Pontian, Johor? Sesuatu identiti etnik boleh diamalkan oleh masyarakat di mana budaya itudikongsi, tetapi bilamana sekumpulan masyarakat melakukan penghijrahan di luarnegara, maka identiti etnik yang mereka miliki akan mengalami proses penyesuaiandan pembudayaan dengan adat resam di mana mereka berada, kerana masyarakattersebut akan dipengaruhi oleh persekitaran mereka. Beberapa pengkaji telahmenjalankan penyelidikan ke atas usaha pengekalan identiti etnik, kesimpulan darihasil penyelidikan, mereka mendapatkan bahawa pengekalan identiti etnik itupenting sehingga berlaku usaha-usaha pengekalan identiti etnik Tugby, 1977; Nagel,1995; Riecanska, 1998; Phinney. et al., 2001; Anbalakan, 2008; Lee, 2009; Oppong,2013. Merujuk hasil kajian Halimah 1980, mendapati bahawa awal kedatanganimigren Bugis di Pontian terdapat upaya pengekalan identiti etnik mereka, di manaorang - orang Bugis di Pontian seboleh mungkin mengekalkan identiti kebugisanmereka, namun generasi sekarang ini lebih banyak menggunakan pengetahuanmoden berbanding budaya mereka sendiri, sehingga bilamana tak ada upayapengekalan identiti etnik maka akan berlaku hilangnya budaya tempatan dan akanbertukar dengan budaya moden. Oleh itu, soalan berikutnya adalah apakah usahayang dilakukan usahawan Bugis di Pontian dalam pengekalan identiti etnik mereka?Akhirnya bagi memastikan adaptasi dan pembinaan identiti etnik berlaku denganbaik maka soalan seterusnya iaitu bagaimana model adaptasi dan pembinaan semulaidentiti etnik dalam kalangan usahawan Bugis di Pontian, Johor? Matlamat KajianKajian ini bertujuan bagi mengenal pasti upaya pengekalan identiti dalamkalangan usahawan Bugis di Pontian, Objektif KajianObjektif kajian dalam studi ini adalahi Mengenal pasti jenis budaya Bugis yang ada dalam kalangan usahawanBugis di Pontian, Johor.ii Mengetahui proses adaptasi dan pembentukan semula identiti Bugis,dalam kalangan usahawan Bugis di Pontian.iii Meneroka keupayaan usahawan Bugis dalam mengekalkan identiti Bugisdan kebugisan di Pontian, Johor. iv Mengetahui adakah budaya Bugis boleh membantu kejayaan usahawanBugis di Pontian, Johor.v Menghasilkan model adaptasi dan pembentukan semula identiti dalamkalangan usahawan Bugis di Pontian, Persoalan KajianKajian ini akan menjawab masalah-masalah berikuti Apakah jenis budaya Bugis yang ada dalam kalangan usahawan Bugis diPontian, Johor?ii Adakah berlaku proses adaptasi dan pembentukan semula identiti Bugisdalam kalangan usahawan Bugis di Pontian, Johor?iii Apakah upaya yang dilakukan usahawan Bugis dalam mengekalkanidentiti Bugis dan kebugisan di Pontian, Johor?iv Adakah budaya Bugis boleh membantu kejayaan usahawan Bugis diPontian, Johor? 18v Apakah bentuk model adaptasi dan pembentukan semula identiti dalamkalangan usahawan Bugis di Pontian, Johor? Kepentingan KajianKajian ini diharapkan dapat memberikan cadangan kepada pembangunanilmu pengetahuan, syarikat dan usahawan Bugis serta pihak kerajaani Secara teoritikal kajian ini dijangka memberi sumbangan dalammengukuhkan pembangunan teori terutama pendekatan yang dapatdigunakan untuk memahami bagaimana seseorang membina kebolehanbagi mengekalkan budayanya, terutama yang berhubungkait denganidentiti etnik yang sudah mulai menghilang. Selain itu kajian ini dijangkamemberi sumbangan bagi memahami keadaan terkini identiti Bugis danKebugisan dalam konteks masyarakat Bumiputera Islam di Malaysia. ii Dapatan kajian ini diharapkan mampu menghasilkan pembaikan ke atasmodel yang sedia ada mengenai pengekalan identiti atau adaptasi danpembentukan semula identiti etnik yang boleh digunakan oleh sesiapapunbagi memperdalam pemahaman tentang kebudayaan khasnya budayakeusahawanan serta diharapkan dapat menambah pendokumenan tentangpengekalan identiti etnik dan budaya keusahawanan.iii Keputusan penyelidikan ini dijangka menjadi input untuk para usahawandalam mempertingkatkan motivasi dan kerjaya dalam menjalankanaktiviti perniagaan dimana-mana mereka berada, serta mempertingkatkankerja sama antara sesama usahawan, sama ada usahawan Bugis mahupunusahawan etnik lain dan kerja sama dengan pihak-pihak yangberhubungkait.iv Penyelidikan ini diharapkan dapat membantu pihak syarikat bagimengenalpasti penggunaan budaya keusahawanan yang dapat membantumempertingkatkan kebolehan usahawan menjadi usahawan itu diharapkan dapat membantu pihak syarikat dalam membangunstrategi budaya keusahawanan. 19v Keputusan kajian ini boleh membantu pihak kerajaan dalam upayamengekalkan kebudayaan khasnya budaya keusahawanan bagimemperkuat proses pembangunan insan dalam sektor perniagaan Kerangka KajianDalam penyelidikan ini terdapat dua bahagian kerangka kajian, iaitu kerangkateori kajian yang menjadi panduan dalam menjalankan kerja-kerja penyelidikan dankerangka konsep kajian yang menggambarkan prosedur pelaksanaan Kerangka Teori KajianTeori yang digunapakai dalam kajian ini adalah teori pengetahuan, teoribudaya dan teori keusahawanan. Teori pengetahuan terdiri dari teori konstruktivismdan SECI model. Penyelidik akan menggunakan teori konstruktivisme kerana teoriini boleh membantu menjawab permasalahan pembentukan semula identiti etnik,dimana pengetahuan tentang identiti etnik diperolehi daripada pengalaman dan kerjaseseorang, selari dengan teori konstruktivisme yang berasaskan hujah itu SECI model digunakan pula dalam kajian ini kerana berhubungkait denganproses pemindahan tacit knowledge pengetahuan tersirat ke atas explicit knowledgepengetahuan tersurat. Teori ini boleh membantu proses pewarisan budaya ataupengekalan identiti, yang mana identiti etnik dalam kajian ini berbentuk tacitknowledge. Teori budaya yang dimaksud adalah teori AGIL yang menghuraikantentang adaptasi budaya, iaitu penyesuaian adaptation, matlamat goal attainment,integrasi dan kerja sama integration, dan pengekalan pola-pola latent patternmaintenance. Manakala teori keusahawanan yang dimaksud adalah teori Need forachievement keinginan untuk pencapaian, teori ini berkait erat dengan nilai-nilaibudaya yang diamalkan seseorang bagi mendorong terbentuknya pencapaian atauprestasi. Teori kontraktivismeKerangka teori kajian ini berasaskan pada teori Konstraktivisme yangdibangunkan oleh Luhmann 1990. Pengertian konstruktivisme menurut VonGlasersfeld adalah teori pengetahuan yang berakar dalam filosofi, psikologi dancybernetics, konstruktivism secara aktif dapat membina pengetahuan Supardan,2006. Perkara ini selari dengan pendapat Windschitl yang mengatakan bahawakonstraktivisme bertujuan mencipta, mentafsir dan menyusun semula pengetahuanindividu Abbeduto, 2004. Menurut Luhmann konstraktivisme ini tidak perludifahami sebagai satu bentuk anti realisme, idealisme, relativisme atau keraguan,tetapi harus dilihat sebagai teori pengetahuan yang realistik dan menggunakan hujahempirikal bukannya siasatan otak Luhmann, 1990; Chiristis, 2001.Pendapat yang selari dikemukakan oleh Tobin 1994 dan Gunstone 2002bahawa konstraktivisme adalah pengetahuan individu yang merupakan hasil daripadaproses membina pengetahuan berasaskan pengalaman dalam sistem kognisi pula bahawa dalam pembelajaran, konstraktivisme memandangnyasebagai suatu proses sosial, membina pengetahuan yang dipengaruhi olehpengetahuan awal, pandangan dan keyakinan peserta didik, serta pengaruh Pemerolehan pengetahuan Sumber International Baccalaureate Organization, 2006 21Rajah menggambarkan pemerolehan pengetahuan secara tradisional,dengan mengenalpasti empat cara iaitu pertama penerimaan rangsangan melauideria persepsi yang terjejas, kedua dimensi emosi dan kerohanian, ketiga digubal dandilahirkan melalui bahasa keempat dibentuk oleh percubaan untuk mendapatkankejelasan International Baccalaureate Organization, 2006. Model SECI Socialization, Externalization, Combination, InternalizationPada azasnya pengetahuan dapat dibahagi menjadi dua bahagian besar iaitutacit knowledge dan explicit knowledge Smith; 2001, Villareal, 2005; Tobing; 2007.Pendapat ini diperkenalkan oleh Michael Polanyi, seorang falsafah bidang Knowledge atau pengetahuan tersurat merupakan pengetahuan akademik,dijelaskan dalam bahasa formal melalui media cetak atau media elektronik ataudidokumentasi. Pengetahuan tersurat mudah disampaikan dan diedarkan. Sedangkantacit knowledge atau pengetahuan tersirat, merupakan pengetahuan praktikal,berorientasi pada tindakan pengetahuan atau know-how mengikuti amalan, diambilalih oleh pengalaman peribadi, jarang didedahkan secara terbuka, sering menyerupaiintuisi dan dimensi kognitif lain seperti model mental, kepercayaan, persfektif danpengalaman masa lalu. Jenis pengetahuan ini sukar dituangkan dalam bentuk pengetahuan tersirat ini adalah budaya tempatan Smith, 2001; Geertz, 2003;Villareal, 2005; Tobing, 2007; Uriarte, 2008.Model SECI yang diasaskan oleh Nonaka dan Takeuchi 2000 adalah prosespemindahan pengetahuan antara pengetahuan tersirat tacit knowledge denganpengetahuan tersurat explicit knowledge, terdapat empat bahagian dalam model iniiaitu Sosialisasi Socialization, Eksternalisasi Externalization, KombinasiCombination dan Internalisasi Internalization. Nonaka dan Takeuchi 2000mencatatkan bahawa pengetahuan tersirat tacit knowledge dalam minda masyarakatmemerlukan pemindahan menjadi pengetahuan tersurat explicit knowledge. berikut ini menggambarkan hubungan antara empat bahagian tersebut Teori PengetahuanEksternalisasiSosialisasiInternalisasi Kombinasi22 Tasit Eksplisit Tasit EksplisitRajah Teori Pengetahuan Nonaka & TakeuchiSumber Nonaka & Takeuchi, 2000Sosialisasi adalah cara informal berkongsi maklumat dengan orang lain yangmenggunakan pertukaran lisan dan melibatkan berkongsipengetahuan dan pandangan dalaman secara adalah pembelajaran dengan mewujudkan pengetahuan tersiratdaripada pengetahuan adalah keupayaan untuk melihat sesuatu yang berada di luar danmembayangkan lebih baik dan berbeza atau asas adalah proses membangunkan kaedah bekerja baru atau proses kedalam sistem pengetahuan. Ini melibatkan penggabungan badan-badan yang berbeza daripada pengetahuan Teori AGILMembincangkan tentang kebudayaan, Talcott Parson 1957 mengemukakanteorinya yang dikenali dengan nama Teori Fungsionalisme Struktural. Teori inimengambil berat kepada cara pengurusan dan mempertahankan sistem. Andaian teoriini adalah setiap masyarakat tersusun daripada sekumpulan subsistem yang berbeza,sama ada berazaskan strukturnya mahupun makna fungsionalnya bagi pandangan teori ini sejumlah keperluan harus dipenuhi, apabila sesuatu sistemmisalnya masyarakat atau kebudayaan ingin tetap hidup atau bertahan. Olehnya ituterdapat empat fungsi yang dikenali dengan AGIL merupakan akronim daripadapenyesuaian adaptation, matlamat goal attainment, integrasi dan kerja sama 23integration, dan pengekalan pola-pola latent pattern maintenance. Fungsiadaptasi bermakna bahawa sistem harus menyesuaikan diri dengan matlamat adalah sistem harus mampu mendefenisikan dan memperolehimatlamat utama. Fungsi integrasi bermakna bahawa bagaimana fungsi dan perananitu saling terhubung. Fungsi pengekalan pola iaitu bagaimana sistem itu harusmelengkapi dan membaiki motivasi individu mahupun pola-pola budaya Wallace &Wolf, 1980; Hamilton, 1983; Kinloch, 2005.Dalam kajian ini Teori Fungsional Structural dengan sistem AGILAdaptation, Goal Attainment, Integration, Latent Pattern Maintenance mengacukepada konteks budaya. Teori ini dijangka dapat menjelaskan fungsikeberlangsungan budaya yang pendukungnya mengalami penghijrahan daripadadaerah asal budaya tersebut kepada daerah yang baru. Pada dasarnya tidak adabatasan yang jelas pada keempat tahapan atau fungsi AGIL, kerana proses ini terjadisecara sinambung. Pertama adalah adaptasi, merupakan tindakan menyesuaikan diridengan persekitaran termasuk alam. Budaya Bugis yang mereka bawa mengikutkepada nilai-nilai moral proses penyesuaian dengat adat resam. Kedua adalah Goalatau matlamat yang ingin dicapai oleh masyarakat Bugis dibantu oleh norma-normayang berlaku. Ketiga adalah integrasi, melingkupi bagaimana fungsi dan perananbudaya saling menghubungi dan bekerjasama. Jadi sistem ini bekerja berdasarkannilai atau norma pada masyarakat yang telah ditetapkan yang memotivasi individuuntuk bertindak. Jadi hal ini terkait dengan pemeliharaan solidariti. Keempat adalahlatensi yang berfungsi memelihara nilai-nilai, budaya, norma, aturan dan sebagainya,yang mana sesuatu masyarakat berpeluang untuk menjaga sistem yang telahterbentuk. Pengamalan keempat fungsi AGIL ini menyebabkan beberapa budayakeusahawanan Bugis masih lagi kekal sehingga hari Teori Need for AcheivementTeori keusahawanan tentang Need for Achievement keperluan pencapaianyang dibangunkan oleh David McClelland pada awal tahun 1960-an. McClellandmendalilkan bahawa ada hubungan sebab akibat antara keinginan yang kuat untukpencapaian dengan aktiviti perniagaan. Dalam memplot data untuk jangka masa 300 24tahun di England, McClelland 1961 mendapati dua gelombang pertumbuhanekonomi, satu kecil sekitar 1600 dan yang lebih besar pada sekitar tahun setiap didahului oleh satu gelombang keprihatinan terhadap pencapaianShort & Dunn, 2001.Ditambahkan oleh McClelland bahawa kepuasan prestasi berasal daripengambilan inisiatif untuk bertindak sehingga berjaya, dan bukannya daripengakuan umum terhadap prestasi peribadi. Selain itu juga diperoleh kesimpulanbahawa orang yang mempunyai n-ach need for achievement tinggi tidak begituterpengaruh oleh ganjaran wang, mereka tertarik pada prestasi. Standard untukmengukur berjaya bagi usahawan adalah jelas, misal laba, besarnya pasaran atau lajupertumbuhan jualan Short dan Dunn, 2001. Teori keperluan pencapaian ini yangakan digunakan sepanjang kajian ini. berikut menggambarkan hubunganteori dalam kajian Kerangka teori kajianPembentukan Semula danAdaptasi Identiti Tugby, 1977; Nagel, 1995;Riecanska, 1998; Phinney. et al.,2001; Anbalakan, 2008; Lee,2009; Oppong, 2013Proses Pembentukan Semula danAdaptasi Identiti Bugisļ‚·KonstruktivismeDarr & Kurtzberg, 2000; Albinoet al, 2004; Tsai &Tsai, 2005; Potocnik & Verheugen, 2007ļ‚·SECI model Nonaka & Takechi, 2000, 2006.ļ‚·AGIL Parsons, 1957; Wallace & Wolf, 1980; Hamilton, 1983; Kinloch, 2005.ļ‚·Need for Acheivement Short & Dunn, 2001Amalan IdentitiBudaya Bugisteradaptasi Kerangka Konsep KajianKerangka konsep ini memberikan gambaran mengenai Pembinaan semuladan adaptasi identiti kepada usahawan Bugis. Rajah di bawah boleh dijelaskanbahawa peserta kajian ini adalah usahawan etnik Bugis yang telah tinggal danmenetap di Johor Darul Takzim, khasnya daerah Pontian, yang memiliki ciri tipikaltersendiri sebagai orang Bugis. Budaya keusahawanan Bugis yang dimaksudkan dalam kajian ini adalahbudaya non material berupa nilai-nilai peninggalan leluhur. Budaya ini adalah reso,siri, lempu. Reso bermakna usaha kerja keras, siri bermakna malu dan harga diri,sedangkan lempu bermakna kejujuran Rahim, 1985; Mattulada, 1995; Pelras, 2006;Ahmadin, 2008; Mude, et al., 2009. Ketiga budaya ini berbentuk nilai-nilai, etikadan falsafah hidup yang tersimpan dalam minda manusia sehingga tidak mudahuntuk diformalisasikan dan dipindahkan ke orang membantu mengkaji proses pembentukan semula dan adaptasi identitiBugis, dalam penyelidikan ini akan digunakan tiga teori dan satu model, iaitu teorikonstruktivisme, model SECI dan teori AGIL Adaptation, Goal Attainment,Integration, Latent Pattern Maintenance serta teori Need for Achevement. Teorikonstruktivisme digunakan dalam mengkaji upaya pewarisan pengetahuan tentangidentiti budaya manakala teori AGIL dan model SECI Socialization,Externalization, Combination, Internalization digunakan dalam mengkaji prosesadaptasi dan pembinaan semula identiti Bugis. Teori-teori ini boleh membantumenjawab permasalahan yang terdapat dalam kajian ini. Pembentukan semula dan adaptasi identiti Bugis telah membentuk budayakeusahawanan teradaptasi dalam kalangan orang Bugis di Pontian, dimana budayakeusahawanan inipun mendapat pengaruh budaya persekitaran di Pontian yangmelingkupi budaya daripada etnik lain seperti China, Melayu dan India. Akhirnyahasil yang diharapkan daripada pembinaan semula dan adaptasi identiti ini adalahterbentuknya sebuah model Pengekalan Identiti Bugis melalui pembentukan semuladan adaptasi identiti yang boleh digunakan oleh sesiapapun sama ada etnik Bugis 26mahupun etnik lain bagi mengekalkan kebudayaan, selain itu model ini bolehdikekalkan Kerangka Konsep KajianPENGEKALAN IDENTITIPEMBENTUKAN SEMULA DANADAPTASI IDENTITI BUGISDAN KEBUGISANBudaya Bugissecara umumBudayaKeusahawananBugisTeori AGILTeori KonstruktivismeModel SECIProses Pembentukan Semula danAdaptasi Identiti BugisBudaya Keusahawanan Teradaptasi BudayaPersekitaranModel Pengekalan Identiti BugisPembentukan Semula dan AdaptasiIdentiti BugisTeori Need for Achievement 27Selanjutnya penyelidikan ini merupakan sebuah projek kualitatif mengenaipengekalan identiti budaya dalam kalangan usahawan Bugis sebagai sebuah kesuntuk memahami proses adaptasi dan pembentukan semula identiti Bugis dankebugisan serta penjanaan semula budaya keusahawanan Bugis. Dalam kajian inipengkaji tidak menggunakan set pembolehubah untuk menentukan hubungandiantara pembolehubah, tetapi bagi melihat bagaimana proses adaptasi danpembentukan semula identiti ini sebagai kes kualitatif dalam memberikansumbangan bagi pemahaman, penerapan dan kewujudan nilai-nilai budaya di tengahramainya cabaran dalam menghadapi alaf baharu dan era globalisasi, selain itu bagimelihat bagaimana kebudayaan ini boleh membantu penambahbaikan bidangkeusahawanan dalam kalangan usahawan Rasional KajianMalaysia adalah negara tujuan utama perantau peniaga daripada Etnik Bugisdi luar negara Indonesia. Manakala Johor adalah kerajaan tempatan yang palingbanyak ditempati oleh perantau peniaga etnik Bugis. Bugis merupakan etnik yangmempunyai fenomena tersendiri, kerana mereka yang berjaya di daerah rantau tidakmembawa kembali kekayaannya ke daerah asal, akan tetapi hasil kekayaannya itudigunapakai untuk membina daerah rantau dimana mana mereka berada Mude, etal., 2009. Meskipun demikian mereka tetap memiliki ikatan emosional denganbudaya leluhur mereka. Salah satu buktinya adalah upaya adaptasi dan pembinaansemula identiti Bugis, termasuk budaya keusahawanan, sebagai bahagian daripadaidentiti budaya tentang budaya keusahawanan, memang penting dalam masaini, terutama dalam menghadapi alaf baharu dan era globalisasi yang penuh dengancabaran. Cabaran dalam era globalisasi ini memerlukan kepada perubahan dalam setminda masyarakat dan perubahan tersebut hendaklah berlaku dalam diri setiapindividu termasuk individu usahawan Bugis, perubahan tersebut bermaknamemupuk sikap, nilai dan etika Buerah & Hussin, 2011. 28Selain itu perbincangan tentang budaya keusahawanan, khasnya budayakeusahawanan Bugis juga merupakan perkara penting. Sebab penglibatan usahawanBugis di negara ini masih lagi rendah dan terhad kepada sektor yang kurangberpotensi serta beroperasi pada saiz yang kecil, misalnya menceburi bidang syarikatmakanan secara kecil-kecilan dan hanya tertumpu pada pasaran tempatan atau dalamnegeri Portal Rasmi Pejabat Daerah Negeri Pontian, 2010. Lantaran itu diperlukanupaya pemahaman tentang budaya keusahawanan Bugis sebagai bahagian daripadapengekalan identiti budaya, dengan harapan bahawa budaya Bugis boleh membantukepada penambahbaikan bidang keusahawanan agar menjadi usahawan membangkitkan upaya pemahaman budaya keusahawanan Bugis, danbagi mengekalkan budaya itu maka diperlukan proses adaptasi dan pembentukansemula identiti Bugis serta pewarisan budaya tersebut dari satu generasi ke generasiyang lain. Hal ini penting untuk dilakukan sebab budaya keusahawanan Bugismerupakan bahagian daripada pengetahuan yang tersirat tacit knowledge ataupengetahuan informal yang berakar daripada pengalaman individu atau sekumpulanetnik yang melibatkan persfektif peribadi dan nilai-nilai. Selain itu pengetahuantersirat adalah bukan dari dokumentasi yang sebenar tetapi dari pengalaman peribadiatau kumpulan etnik yang dikongsi secara turun temurun. Walau bagaimanapundalam realiti pengetahuan tersirat sentiasa memainkan peranan yang penting keranaia adalah kunci sebenar untuk mendapatkan perkara dan mewujudkan nilai-nilai. Jadiia adalah penting untuk menekankan internalisasi maklumat melalui pengalamandan tindakan serta penjanaan maklumat baru melalui maklumat yang itu dalam penyelidikan ini digunakan teori pengetahuan konstruktivismeyang melihat pengetahuan berdasarkan pengalaman experience dan SECI modelyang menekankan pewarisan budaya antara pengetahuan tersirat tacit knowledgedengan pengetahuan tersurat explicit knowledge sama ada pada level individu,kumpulan mahupun organisasi. Teori AGIL Adaptation, Goal Attainment,Integration, Latency yang merupakan sesebuah konsep untuk bertahan dalamstruktur fungsionalism. Serta teori Need for Achievement sebagai sebuah teorikeusahawanan yang turut mendorong usahawan Bugis bagi mempertingkatkanpencapaian. 29Akhirnya melalui dapatan kajian ini diharapkan mampu menghasilkan modelpembentukan semula dan adaptasi identiti yang boleh diguna pakai oleh sesiapa pundalam upaya memperdalam pemahaman dan pengekalan tentang kebudayaan, sertadiharapkan boleh menambah pendokumenan tentang budaya Ruang Lingkup dan Batasan KajianBagi mengetahui ruang lingkup dan batasan-batasan kajian ini, makabahagian ini akan dijelaskan sebagai Ruang LingkupRuang lingkup atau skop kajian ini iaitu pembinaan semula dan adaptasiidentiti dalam kalangan usahawan Bugis termasuk jenis budaya Bugis yang berupabudaya keusahawanan Bugis dan proses pengekalannya. Batasan KajianKajian ini terbatas kepada para usahawan Bugis sahaja yang berada dalamDaerah Pontian, negeri Johor Darul Takzim. Usahawan Bugis yang dimaksud dalamkajian ini adalah orang-orang Bugis mahupun keturunan Bugis daripada SulawesiSelatan Tana Ogi yang menceburi bidang keusahawanan. Dapatan kajian ini hanyamencerminkan tahap keupayaan dan kebolehan pengekalan identiti khasnya budayakeusahawanan Bugis dalam kalangan usahawan Bugis di Daerah Pontian, negeriJohor sahaja. Oleh itu kajian ini hanya menumpukan pada upaya pengekalan identitiBugis sahaja, tapi tidak dapat menjelaskan dasar-dasar kerajaan yang mempengaruhikejayaan usahawan Bugis. Daerah Pontian yang menjadi lokasi kajian ini mencakupempat kawasan Benut, Pekan Nanas, Kukup dan Ayer Baloi dan ia tidak mewakili 30keupayaan dan kebolehan pengekalan identiti di kerajaan tempatan Definisi IstilahDefinisi istilah digunakan dalam kajian ini bagi memandu pembaca dalammemahami kajian ini serta bagi mengelakkan kekeliruan. Definisi tersebut meliputidefinisi konseptual dan definisi operasional. Istilah yang dimaksud seperti adaptasi,pembentukan semula, identiti etnik serta usahawan Bugis. Definisi KonseptualDefinisi konseptual bertujuan bagi mengetahui sesuatu istilah berasaskanpendapat para pengkaji. Istilah tersebut iaitu Adaptasi Bagi mengelak terjadinya bias pengertian serta bagi mengarahkan kajian ini,perlu dihuraikan beberapa konsep mengenai adaptasi. Mengikut pendapat Sanderson2003 bahawa adaptasi merupakan sesuatu sifat atau perangai sosial yang munculkerana adanya keperluan, tujuan dan hasrat individu. Ianya berhubungkait denganpola sosiokultural, kerana bentuk sosiokultural muncul sebagai adaptasi. Sanderson2003 menghuraikan bahawa inovasi sosiokultural dilakukan secara tidak ini mengakibatkan evolusi sosiokultural berlaku secara Parson 1957 dan Kaplan 2000, mempunyai pendapat yangselari mengenai pengertian adaptasi, iaitu proses yang menghubungkan antaralingkungan dan sistem budaya. Parson mengatakan bahawa unsur-unsur kebudayaansentiasa mengalami perubahan, apalagi dalam pertumbuhan ekonomi yang 31berlangsung cepat dan dalam situasi urbanisasi ataupun terjadinya gerakan sosial,olehnya itu diperlukan adaptasi yang sedikit berbeza dihuraikan oleh Kartasapoetra 1987, bahawaadaptasi memiliki dua erti, iaitu pertama disebut sebagai penyesuaian diriautoplastis, bermakna penyesuaian diri yang aktif, diertikan sebagai pribadi yangmempengaruhi lingkungan. Kedua disebut penyesuaian diri allopstatis, bermaknapenyesuaian diri yang pasif, diertikan sebagai pribadi ditentukan oleh ini selari dengan pendapat Gerungan 1991 yang menekankan adaptasisebagai upaya merubah diri peribadi sesuai lingkungan atau merubah lingkungansesuai keinginan Semula IdentitiNagel 1995 menghuraikan pengertian pembentukan semula identiti sebagaipembinaan semula identiti etnik seseorang dengan menuntut kembali identiti yangdibuang, mengganti atau memindah identiti dalam himpunan yang sedia ada identitietnik, yang sah sebagai etnik peribadi. Meminda identiti etnik terkait erat denganmemindah pengetahuan tentang budaya, Jacob dan Ebrahimpur 2001 menjelaskanbahawa bagi pemindahan pengetahuan tersebut, perlu dikenal pasti di manapengetahuan tersurat dan tersirat tinggal apabila mereka membentuk strategi bagimemastikan bahawa pengetahuan yang dicipta dipindahkan kepada individu yangbenar. Perkara tersebut boleh dilaksanakan dengan menggunakan teknologi dalampertukaran maklumat Darr & Kurtzberg, 2000; Tsai & Tsai, 2005.Sementara itu Robinson 2007 menekankan bahawa proses pembinaansemula identiti dasarnya melibatkan pengimbangan perbuatan halus mendalamberakar daripada nilai, budaya, cara operasi dan lain-lain. Dalam kebanyakan kespembentukan semula identiti ini berlaku kerana berbeza norma, budaya dankepentingan negara tuan rumah di mana penempatan semula pendatang ini kritikal yang terlibat dalam pembinaan semula identiti adalah peranankepimpinan kumpulan, perwakilan dan saiz kumpulan etnik dalam soalan. EtnikIdentiti etnik berawal daripada identiti diri, menurut Wan Mohamad 2010identiti diri yang sebenarnya adalah yang dimiliki oleh seseorang bukan sahaja yangterlihat secara lahiriah, tetapi juga nilai-nilai yang menjadi pegangannya, iaitu nilaibudaya, adat, agama, bangsa dan negara. Roger 1981 mengemukakan pendapattentang identiti diri, iaitu terhasil daripada pengaruh persekitaran sebagai hasilinteraksi pendapat Liliweri 2004, identiti etnik merupakan ciri yangdimiliki seseorang kerana ia adalah ahli daripada sebuah kumpulan etnik meliputi pembelajaran mengenai penerimaan tradisi, bahasa, agama, sifatbawaan, keturunan dari suatu kebudayaan. Ketika manusia hidup dalam masyarakatmulti etnik, disitulah identiti etnik diperlukan. Friedman 1994 menghuraikan bahawa identiti etnik merujuk kepadapengiktirafan daripada satu set kualiti untuk penduduk yang bertindak sebagaimakhluk budaya. Beliau menambah bahawa dalam amalan, iaitu seperti yang dialamioleh individu, identiti etnik sama dengan etnisiti satu lagi konsep yang sangat pentinghari ini. Manakala Chen 2006 mendefenisikan konsep identiti etnik sebagai identitiperibadi, seks, negara, sosial, dan etnik semua digabungkan menjadi satu. Dalamkomunikasi antara budaya sama ada penyelidikan atau pengajaran, identiti budayasering merujuk kepada budaya negara Usahawan Bugis Usahawan adalah seseorang yang berwawasan bagi menceburi bidangperniagaan baru. Usahawan terdiri daripada orang perseorangan mahupun gabunganperkongsian yang memulakan perniagaan mereka, hasil daripada keupayaan merekamelihat sesuatu peluang perniagaan lalu menggunakan pengalaman, mengumpulkanmodal mencari pasaran dan mengasaskan syarikat sendiri untuk merebut peluang ituChin Yee Whah, 2003. 33Ada beberapa pengkaji yang menjelaskan pengertian usahawan sebagaiseseorang yang sentiasa mencari perubahan, bertindak balas terhadapnya, danmengeksploitasi peluang yang ada Kuratko & Hodgetts, 2004; Nor Aishah, 2006;Mitchell, Bailey, & Mittchell, 2008. Jadi seseorang boleh dikatakan usahawanapabila ianya sentiasa berusaha melakukan perubahan ke atas peningkatan danpenambahbaikan. Definisi inilah yang akan digunakan sepanjang kajian Definisi OperasionalDefinisi operasional bertujuan bagi menjelaskan sesuatu istilah yang khasdalam konteks kajian ini. Istilah tersebut AdaptasiAdaptasi yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah penyesuaian diri budayaBugis terhadap lingkungan persekitaran orang Bugis di Pontian, Johor. Budaya yangdimaksud mengikuti amalan dan fakta yang berhubungkait dengan sistem nilai,konsep, kepercayaan, pandangan hidup yang dimiliki oleh etnik Bugis dan dibawamanakala berlaku penghijrahan di Pontian. Jenis budaya tersebut antaranya adalahbudaya keusahawanan Bugis yang mengandungi tiga nilai iaitu Reso usaha ataukerja keras, siri malu atau harga diri dan Lempu kejujuran. Pembentukan semula identitiDalam kajian ini pembentukan semula identiti dimaksudkan sebagai upayapengekalan identiti Bugis dengan cara pemindahan pengetahuan tentang budaya ataupewarisan budaya khasnya budaya keusahawanan Bugis daripada seseorangusahawan Bugis ke orang Bugis lain, misalnya kepada seorang Bugis yang belummemahami budaya keusahawan Bugis dan kepada kanak-kanak atau generasimereka. etnikIdentiti etnik dalam kajian ini bermakna sebagai suatu karakter atau ciri yangmelekat dalam budaya atau etnik Bugis sehingga bisa dibezakan dengan budaya atauetnik Bugis Usahawan Bugis yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah seseorang yangmenceburi bidang perniagaan, dimana ianya sentiasa berupaya mempertingkatkanpencapaian, yang merupakan etnik Bugis mahupun keturunan Bugis yang berasaldaripada Sulawesi Selatan, Indonesia dan bermukim di Pontian, Johor. Mereka muladatang ke Semenanjung Malaysia pada sekitar abad ke-16 dan menetap sebagaipenduduk Malaysia yang generasi mereka masih ada sehingga kini. Dalammenentukan tipikal usahawan Bugis yang akan menjadi peserta dalam kajian ini,maka penyelidik menetapkan had-had sebagai berikut. Usahawan Bugis yangmempunyai ciri-ciri relatif sama iaitu, 1 sebagai imigren yang tinggal di lokasiyang sama iaitu Pontian, Johor; 2 etnik yang sama iaitu Bugis ; 3 mata pencariansebagai usahawan di bidang industri pertanian misalnya peladang kelapa sawit danindustri bukan pertanian misalnya peniaga, peruncitan, usaha perbengkelan,pengangkutan, usaha jasa, dan sebagainya; 4 usahawan yang mengelola usahanyasendiri dan mempunyai minimal dua pekerja. KesimpulanBab ini telah membincangkan latar belakang masalah, permasalahan kajian,matlamat kajian, objektif kajian, persoalan kajian, kepentingan kajian, kerangkakajian, rasional kajian, ruang lingkup dan batasan kajian, serta definisi istilah. Olehitu bab satu ini telah menjelaskan secara umum bentuk kajian yang dijalankan dandalam masa yang sama sebagai satu pengantar atau pandangan awal ke atas kajianyang hendak dilaksanakan. 35RUJUKANAbbeduto, L. 2004. Taking Sides Clashing Views on Controversial Issues inEducational Psychology. Third Edition. McGraw-Hill/ Latif Ahmad, Nur Zalila Md Zamri, Ali Salman, Emma Mirza Wati Mohamed& Hasrul Hashim. 2014. Isu-isu dan Masalah Adaptasi Antara Budayadalam Kalangan Pelajar Malaysia di United Kingdom dan Australia. Journalof Social Sciences and Humanities. No. 2 2014 162-171, ISSN 1985. Studi Tentang Peranan Birokrasi Lokal dalam ImplementasiProgram-program Pembangunan di Sulawesi Selatan. UnpublishedDissertation. Abdullah, Hamid. 1984. Perubahan Sosial di Kalangan Keturunan Bugis di Linggidan Kesannya ke atas Masalah Kepimpinan. Unpublished Ishak. 1992. Islam di Nusantara Khususnya di Tanah Melayu. KualaLumpur Bahagian Hal Ehwal A. Z. 1977. Beberapa Catatan tentang Kitab Hukum Pelayaran danPerniagaan Amanna Gappa. Jakarta A. Z. 1999. Kapita Selekta Sejarah-Sejarah Sulawesi Selatan. MakassarHasanuddin University G. L. 2000. Kinship and Debt The Social Organization of BugisMigration and Fish Marketing at Laku Lindu, Central Sulawesi. BijdragenTot De Tall, Land En Volkenkunde 1563 589-617. Agusta, I. 2003. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. Makalahdisampaikan dalam pelatihan metode kualitatif di Pusat Penelitian SosialEkonomi, Litbang Pertanian Bogor. Ahmadin. 2008. Kapitalisme Bugis aspek Sosio-Kultural dalam Etika BisnisOrang Bugis. Makassar Pustaka Jauhariah Abu Samah & Azura Omar. 2011. Say You, Say Me OnEntrepreneuship Education as a Differentiation Strategy. Word Review ofBusiness Research. Vol 1, No. 1. pp. V., Garavelli, & Gorgolioe, M. 2004. Organization and Technology inKnowledge Transfer. Benchmarking An International Journal, 116, 584-600. 36Allee, V. 1997. The Knowledge Evolution Expanding Organizational Street, USA P. 2004. Should research samples reflect the diversity of the Med Ethic, 30, 185-189. Amaluddin. 2010. Nyanyian Rakyat Bugis Kajian, Bentuk, Fungsi, Nilai danStrategi Pelestariannya. Jurnal Bahasa dan Seni. Tahun 38, nomor 1, F. 1992. Beberapa Nilai Sosial Budaya dalam Ungkapan dan SasteraBugis. Jurnal PINISI, Ammarel, G. 2002. Bugis Migration and Modes of Adaptation to Local Ethnology. Vol 41. No. 1. 52. Anas, S. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta Grafindo K. 2008. Identiti India di Malaysia. Pulau Pinang Universiti SainsMalaysia 2004. Warisan Arung Palakka Sejarah Sulawesi Selatan Abad ke-17 terjemahan Nurhady Sirimorok. Makassar 1975. The Kingdom of Pontian, 1641-1728. Kuala Lumpur OxfordUniversity 1981. The Heritage of Arung Palakka A History of South SulawesiCelebes in the 17th Century. The Hague Martinus B., & Dees, J. 2006. Rethoric, reality, and research Building a solidfoundation for the practice of social entreprenurship. Social entrepreneurship,new models for sustainable social change pp. 144-168. New York OxfordUniversity 2007. A Multi-Method Research Strategy for UnderstandingChange in the Rate of Working Poor in the North Central Region of theUnited States. The Review of Regional Studies, 373, 367 - 391. Azizi Yahaya, Shahrin Hashim, Jamaludin Ramli, Yusof Boon, & Abdul RahimHamdan. 2006. Menguasai Penyelidikan Dalam Pendidikan Teori,Analisis, dan Interpretasi Data. Kualalumpur, Malaysia PTS ProfessionalPublishing Sdn. Pusat Statistik BPS. 2003. Penduduk Sulawesi Selatan Hasil SensusPenduduk Tahun 2000. Jakarta 1991. The Knowledge Link How Firms Compete ThroughStrategic Alliances. Harvard Busines School Press, Boston, C. 2005. Cultural Studies. Yogyakarta Kreasi Wacana. 37Baker, M & Barker, M. 1997. Leveraging Human Capital. The Journal ofKnowledge Management. 11 & Monno. 2002. Creating and Integrating Local Knowledge inCommunities of Practice The Environmental regeneration of The OfantoRiver Basin. The Research Project. Italy Departement of Architecture andUrban Planning, Politechnic of Bardai. 2000. Keusahawanan dan Perniagaan Kuala Lumpur. KualaLumpur Dewan Bahasa dan Pustaka. Basit, T. N. 2003. Manual or electronic? The role of coding in qualitative dataanalysis. Educational Research Review, Vol. 45 No. 2, pp. 143– N., Ziam, S., Idrissi, O., Castonguay, Y., & Landry, L. 2006. How toImprove Knowledge Transfer Strategies and Practices and Education?Answers from a Systematic Literatur Review. Research in higher S. Dan Fish, A. 2000. The Transfer of Knowledge and the Retention ofExpertise the Continuing Need for Global Assignment. Journal ofKnowledge Management. 42 2007. Qualitative Research Methods for The Social Sciences. BostonPearson Education. Pootinga, YPEH., Segall, Dasen, 1992. Cross-culturalPsychology Research and Apllications. Cambridge Cambridge PressUniversity. Brooks, N. 2003. Vulnerability, Risk and Adaptation A Conceptual Paper 38, Tyndal Centre for Climate Change Research. NorwichUniversity of East A. 2006. Integrating quantitative and qualitative research how is it done?Qualitative Research, 61, 97-113. Bryman, A. 2007. Qualitative Research 2 Volume 1. Thousand Oaks, CaliforniaSAGE Publications R & Biklen, 2003. Qualitative Research for Education AnIntroduction Theories and Methods. 5th Edition. Boston Allin & Tunggak & Hussin Salamon. 2011. Budaya Usahawan Berjaya. PontianBahru UTM 1995. Introduction to Research Methods. Melbourne Longman. Bungin, B. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta Prenada Putra Grafika. 38Cai, D. A. & Rodriguez, J. I. 1996. Adjusting to Cultural Differences TheIntercultural Adaptation Model. Intercultural Communication Studies VI2, O., & Jackson, C. 1998. If Only We Knew What We Know. USA The FreePress. Castells, M. 2006. Globalization and Identity, A Comparatical Persvective. Delahaye, Sekaran, U. 2001. Applied Business ResearchQualitative and Quantitative Methods. Milton, Queensland John Willey andSons Australia 2006. Writing Chinese Reshaping Chinese Cultural VA, USA Palgrave Y. W. 2003. Budaya dan Keusahawanan China di Malaysia. Kuala Lumpur Chyi Lee & Jie, Yang. 2000. Knowledge Value Chain. Journal ofManagement Development. 199 783 J. 2001. Luhmann Theory of Knowledge beyond realism andcontructivism. Journal Soziale Systeme 7. Heft 2. S, E. 2000. Knowledge Management as a Competitive Asset A Intelligence and Planning. 184 2003. Integrating Local Knowledge and Spatial InformationTechnologies for Marine Species Management A Case Study in The Turksand Caicos Island. Unpublished Dissertation. University of Waterloo,Ontario, B., & Winn, M. 2007. Market imperfections, opportunity and sustaianbleentrepreneurhsip. Journal of Business Venture , 22 1, of The European Communities. 2006. Implementing the CommunityLisbon Programme Fostering entrepreneurial mindsets through educationand learning. Communication from the commissionto the council, theEuropean parliament, the European economic and social Committee and thecommittee of the M. G., Okazaki, S.,& Utsey, S. O. 2004. Self-Concealment, SocialSelf-Efficay Acculturative Stress, and Depression in African, Asian and LatinAmerican International College Students. American Journal ofOrthopsychiatry, 74 230-241. Cortesao, A. 1944. The Suma Oriental of Tome Pires and The Book of FransiscoRodrigues. London Halkyut Society. 39Creswell, 1994. Research Design Qualitative and Quantitative Oaks, CA SAGE 2007. Qualitative Inquiry and Research Design Choosing amongFive Approaches 3rd ed.. Thousand Oaks, CA SAGE 2008. Educational Research Planning, Conducting, and EvaluatingQuantitative and Qualitative Research. New Jersey Pearson Prentice 2009. Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Oaks, CA SAGE M. 1998. The Foundation of Social Research Meaning and Persfective inthe Research Process. London A. 2009. Pengantar Metode Statistik Jilid 1. Jakarta LP3ESDanim, S. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung Pustaka & Kurtzberg, 2000. An Investigation of Partner similarityDimensions on Knowledge Transfer. Organizational Behaviour and HumanDecision Process, Vol. 82 1.Darwis, Muhammad. 2011. Nasib Bahasa Daerah di Era Globalisasi. pada Workshop Pelestarian Bahasa Daerah Bugis Makassar,Balitbang Agama Makassar. Parepare, 15 Oktober M. 2006. Case Study Research, Vol. 1. Thousand Oaks, CA Hajjah Tiawa, Abdul Hafidz, & Rio Sumarni. 2005. Aplikasi PerisianNvivo dalam Analisis Data Kualitatif. pp. J. 2007. Local Knowledge for Disaster Preperadness A Literature Nepal International Centre for Integrated N. K., & Lincoln, Y. S. 2003. The Landscape of Qualitative ResearchTheories and Issues Second Edition. In N. K. Denzin & Y. S. Lincoln Eds.Thousand Oaks, CA Sage Publications, N. K., & Lincoln, Y. S. 2005. The SAGE Handbook of QualitativeResearch. Third Edition. Thousand Oaks, CA Sage Publications, N. K., & Lincoln, Y. S. ed. 2011. The SAGE Handbook of QualitativeResearch 1. Edisi ketiga. Yogyakarta Pustaka Pelajar 40Dougherty, V. 1999. Knowledge is About People, not Databases. Industrial andCommercial Training. Vol. 31 Iss 7, – 1993. Post Capitalist Society. Oxford bin Ismail. 2011. Peranan Iklim Organisasi dan Ciri Personaliti TerhadapPrestasi Kerja. Kertas Projek. Sintok, Kedah Darul Aman 2011. Implementasi Kearifan Lingkungan dalam Budaya Masyarakatkampong Kuta sebagai Sumber Pembelajaran IPS. Jurnal. Edisi Khusus H. W. 1988. A Theory of Adaptation in Intercultural Dyads. In dan W. B. Gudykunst Eds. Theories in Intercultural CommunicationAnnual, 19. Intercultural Communication Theory ThousandOaks. CA 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta 2002. Quallitatif Methods in Social Research. McGraw Akma Abdul Latif & Siti Rasidah Md Sakip. 2005. Pengekalan danPemuliharaan Landskap Budaya Kampung Melayu. Kajian Kes KampungPulauDuyong, Kuala Terengganu. Unpublished Thesis. Shah Alam UniversitiTeknologi 2008. Budaya Keusahawanan Orang Melayu di Pontianak, KalimantanBarat. Borneo Research Journal, Vol. 2. pp. dan Laitin, 2000. Violence and The Social Construction of EthnicIdentity. International Organization 54, 4, Autum 2000, pp. J. 1994. Cultural Identity and Global Process. London 2003. Sampling Theory. Methods of Inquiry Syllabus, 154. R. S., Dolen, S. L., & Cerdin, J. L. 2005. Emotional Intelligence a Predictorof Cultural Adjustment for Success in Global Assignments. CareerDevelopment International 10 5 H. E. 2007. Statistics in Psychology and Education. New Delhi Milss, & Airasian, P. 2006. Educational Research Competenciesfor Analysis and Applications. New Jersey Pearson Prentice C. 2003. Pengetahuan Lokal Esei-esei Lanjutan Antropologi Interpretatif. Yogyakarta Yayasan Adi Karya IKAPI bekerja sama dengan The Ford Foundation. 41Gerke, S & Ehlert, J. 2009. Local Knowledge as Strategis Resource Fishery in theSeasonal Flood Plains of the Mekong Delta Vietnam. Working paper Series50. Gerungan. 1991. Psikologi Sosial. Bandung G. 2009. Analyzing Qualitative Data. Thousand Oaks, CA SagePublications L. M. 2008. The Sage Encyclopedia of Qualitative Research Methods Thousand Oaks, CA Sage Publications 2010. Cross-cultural adaptation of research instruments language,setting, time and statistical considerations. BMC Medical ResearchMethodology, 10. 13. Gladbach, S., & Sassmanshausen. 2006. Entrepreneurship Education BetweenTheory and Practice Case Study Based Teaching as A Method of CreatingFuture Entrepreneurs. N. 2011. Deconstracting and Reconstructing Ainu Identity fromAssimilation to Recognition 1868-2008. Paper Presented on August 25, 2011in The Contemporary Population s of Japan Panel, during 13th InternationalEAJS Swee C. 2002. Managing Effective Knowledge Transfer An IntegrativeFramework and Some Practice Implications. Journal of ManagementInformation System. 1861 C. 2007. Qualitative Data Analysis An Introduction. Thousand Oaks, CASage Publications, W. B., & Kim, Y. 1997. Communicating with Strangers An Approachto Intercultural Communication 3rd ed. New York Mc W. B. 2002. Intercultural Communication Theories. Hand book ofInternational and Intercultural Communication. 2nd Ed. California J. T., & Gullahorn, J. E. 1962. An Extension of The U-CurveHypothesis. Paper Presented in Part at The Symposium on Human Factorsand International Development Program Problem of Overseas J. T., & Gullahorn, J. E. 1963. An Extension of The U-CurveHypothesis. Journal of Social Issue volume 19, Issue 3, pp. 33-47, July R. F. 2002. Constructivist Learning and the Teaching of Science. Facultyof Science Monash University. 42Halimah Bt. Haji Omar. 1980. Orang-Orang Bugis di Pontian Kajian dari SegiKegiatan di dalam Bidang politik, Sosial dan Ekonomi antara tahun 1900-1967. Latihan Ilmiah. Bangi Jabatan Sejarah Universiti S. 1990. Cultural Identity and Diaspora. LondonHamel, G. 1991. Competition for Competence and Interpartner Learning WithinInternational Stategic Alliances. Strategic Management Journal. 12 P. 1983. Key Sociologist Talcott Parsons. England Ellis HorwoodLimited. Tavistock Publications 2010. Pengaruh Kualitas dan Biaya Jasa Terhadap Kepuasan danLoyalitas Mahasiswa. Makassar Endeh A. 2005. Passompe Pengembaraan Orang Bugis. Makassar Wennberg, K., & Berglund, H. 2008. Creativity in EntrepreneurshipEducation. Working Paper Series in Business Administration. No. A. J. 2002. Doing qualitative research in education settings. Albany, NYState University of New York H. 2004. Ethnic Identity and Reconciliation Two Main Tasks for The Youngin Bosnia-Herzegovina. Working Paper, no 11. Departement of Psychology /Social Antropology. Goteborg C., Schmidheiny, S., & Watts, P. 2002. Walking the Talk - The BusinessCase for Sustainable Development. Sheffield, Greenleaf C. dan Joshi, K. D. 2002. Knowledge Management A Three-FoldFramework. The Information Society. 18 B. 2004. Entrepreneurship Education Toward a Model of Contingency-Based Business Planning. Journal Academy of Management Learning andEducation. & Hunt, 2000. Sosiologi Jilid I. Jakarta 2011. Diaspora Orang-Orang Bugis-Makassar di Surabaya Abad XV-XX. Makalah disampaikan pada Konferensi Nasional Sejarah ke-9, M. 2010. Child, Soldier, Child Soldier - the Implications of theConstruction of 'Child' and 'Child Soldier' for Rehabilitation Practices inNorthern Uganda. Unpublished Dissertation, Department of Global PoliticalStudies Malmƶ University. 43International Baccalaureate Organization. 2006. Theory of Knowledge. UnitedKingdom Antony Rowe Ltd, Chippenham, Wiltshire. Irfan Noor. 2010. Identiti Etnik dan Identiti Nasional di Indonesia Satu KajianMengenai Peneguhan Identiti Islam Etnik Banjar. Unpublised Thesis. KedahUniversiti Utara Malaysia. Istadiyantha. 2009. Teori Budaya. Yogyakarta Universitas Gadjah Perangkaan Malaysia. 2010. Banci Penduduk dan Perumahan Malaysia2010. Retrieved from [online accessed April20, 2012].Jacob, M., & Ebrahimpur, G. 2001. Experience vs expertice the role of implicitUnderstanding of Knowledge in Determining The Nature of KnowledgeTransfer in Two Companies. Journal of Intelectual Capital, Vol. 2, No. D. & Manners, R. A. 2002. Teori Budaya. Yogyakarta Pustaka 1987. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta Rineka F. N., & Lee, H. B. 2000. Foundations of behavioral research 4th ed..Holt, NY Harcourt College S. 2002. Effective Knowledge Management A Best Practice Blueprint bySultan Kermally. US Wiley & Sons, Incorporated, R. A. 1993. I Lagaligo. Yogyakarta Gadjah Mada University 2004. Migrasi dan Orang Bugis. Jogjakarta 2001. Dinamika Etnosentrisme Orang Wajo Kajian SosiologisEtnosentrisitas Bagi Entrepreneur Etnik Wajo di Kota Makassar. UnpublishedThesis. Makassar Program Pascasarjana Universitas Negeri Moh Tamrin, Nordin Hussin, Nelmawarni, & Rahilah Omar. 2009. SejarahKedatangan masyarakat Bugis di Tanah Melayu Kajian Kes di Journal of History, Politics and Strategic Studies. 36. pp T. 2006. Traditional Knowledge in The European Context. Journalresources Naturelles. No. Y. Y. 1995. Cross-Cultural Adaptation An Integrative Theory in R. Wisemaned. International and Intercultural Communication Annual, Communication Theory pp. 170-193. Thousand Oaks. CA Y. Y. 2002. Cross-Cultural Adaptation An Integrative Theory in J. Martin, & Flores, L. Eds. Reading in Intercultural CommunicationExperiences and Contexts 2nd ed., pp. 237-245. New York Mc Graw-Hill. 44Kinloch, G. 2005. Perkembangan dan Paradigma utama Teori Sosiologi. BandungPustaka Setia. Kinseng, & Saharuddin. 2009. Pola Penyebaran dan Mobilitas Sosial NelayanBugis di Indonesia. Prosiding Hasil-hasil Penelitian IPB 2009. BogorInstitut Pertanian Dong-Gil. 2002. Determinants of Knowledge Transfer in Entreprise ResourcePlanning Implementation. Disseration. Pittsburgh University 2004. Pengantar Antropologi. Jakarta Aksara 2005. Principle of Knowledge Transfer in Cost Estimating ConceptualModel. Unpublished Thesis. Fakulty of Civil Engineering, UniversitiTeknologi Piquemal, & Norman, R. eds. 2009. QualitativeResearch Challenging the Orthodoxies in Standard Academic Discourses.New York and London A. 2003. The Theory of Knowledge and its use in KnowledgeManagement Practice. Journal 3rd European Knowledge ManagementSummer 2005. The emergence of entrepreneurship education Development,trends and challenges. Entrepreneurship Theory and Practice, & Hodgetts, 2004. Entrepreneurship Theory, process andpractice 6th edition. Mason, OH Thomson/SouthWestern 2003. Bahasa Sebuah Kekuatan. Majalah WartaDepartemen Pertahanan Republik Indonesia. Vol. 15. No. 1Mei-Juni Humas Setjen, Dephan Jakarta. Kusnaedi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural Satu danMultigroup sampel dengan LISREL. Bandung 2005. Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Pustaka Sun Mee. 2009. Construction of Moken Identity in Thailand A Case Study inKuraburi. Bangi Siri Kertas Kajian UKM Institute of Ethnic Studies KITA.Leith, G. 1805. A Short Account of the Settlement, Produce and Commerce ofPrince of Wales Islands in Straits of Melaka. London J. & Lengnick-Hall, 2003. Human Resource Managementin The Knowledge Ekonomi. Berrett-Koehler Publisher, Inc. San Francisco. 45Leon, Z. J. 2000. A Workflow-Centric Study of Organizational KnowledgeDistributions. Proceeding of the 33rd Hawaii International Conference onSystem Science. D. 2006. Qualitative Methodology and Grounded Theory in PropertyResearch. Pacific Rim Property Research Journal, Vol. 12, No. 4, pp. A., & Silver, C. 2007. Using Software in Qualitative Research A Step byStep Guide. Thousand Oaks, CA Sage Publications, C., Tan, B., dan Chang, S. 2002. The Critical Factors for TechnologyAbsorptive Capacity. Industrial Management and Data Systems 1026. H. 2000. Entrepreneurship and The Charasteristics of TheEntrepreneurial Personality. International Journal of EntrepreneurialBehaviour and Research. Logan. J. R. 1851. Notices of Penang. Journal of Indian Archipelago. 5 1-14, S. C. 2000. Types of Error and Basic Sampling Designs. Lecture HandoutEDF 5481 Methods of Educational Research. N. 1990. The Cognitive Program of Constructivism and A Reality thatRemains Unknown. Krohn Ed.. Dordrecht S. 1955. Adjustment in A Foreign Society Norwegia Fulbright GranteesVisiting The United States. International Social Science Bulletin, 7, M. 2010. Media Warisan dan Kearifan Lokal. 13. Juli-Desember 2010. Mair, J., & Marti, I. 2006. Social entrepreneurship research A source ofexplanation, prediction and delight. Journal for World Business, 41, E., & Cordey-Hayes, M. 2000. Knowledge Translation A New Persfektiveon Knowledge Transfer and Foresight. Foresight. 24 Yussof eds. 2004. Penyelidikan Kualitatif Pengalaman Kerja KajianLapangan. Kuala Lumpur Penerbit University C & Rossman, 1995. Designing Qualitative Research. SecondEdition. Thousand Oaks. CA SAGE D. dan Pauleen, D, J. 2003. Perceptions of Knowledge Management AQualitative Analysis. Journal of Knowledge Management. 74 38-48. 46Mattulada. 1995. Latoa Suatu Lukisan Analitis terhadap Antropologi PolitikOrang Bugis. Ujung Pandang Hasanuddin University D. C. 1961. The Achieving Society. New York and London Collier-Macmillan. Mc Millan, & Schumacher. 2001. Research in Education A ConceptualIntroduction. New York & London Sah bin Daeng Mattatah & Syahrul Amin Syah bin Md. Sah. 2011. SejarahRingkas Penglibatan Orang Bugis di Semenanjung Tanah Melayu danPenempatan Tradisional Masyarakat Bugis di Negeri Pontian. ProceedingInternational Convention Bugis Diaspora. Pusat Kajian Alam Bina DuniaMelayu. Pontian Darul Ta’zim University Teknologi 2001. Qualitative Research and Case Study Applications inEducation. San Fransisco Jossey-Bass 2002. Qualitative Research In Practice. San Fransisco, Calif & Huberman, Penerjemah Rohidi, 1992. Analisis DataKualitatif. Jakarta UI Press. Milner, E. M. 2000. Managing Information and Knowledge In the Public York R. K., Bailey, A. & Mitchell, J. R. 2008. Entrepreneurship, thinking, andeconomic self-reliance. ESR Review. 101, S., & Elangovan, R. 2008. Current Trends in Entrepreneurship. New DelhiDeep & Deep Publications PVT. Yahaya Mustafa. 2003. Siri dan Pesse Harga Diri Orang Bugis, Makassar,Mandar, Toraja. Makassar Pustaka Abu Bakar. 2005. Islam sebagai Budaya dan Peradaban dimana, ke mana?Majalah Pemikir 39 dan 40, Jan – April – Jun, halaman Akbal Abdullah & Abdullah Sulaiman. 2005. Pemelayuan PengalamanEtnik Bugis di Pontian Berdasarkan Naskhah-naskhah Sejarah TradisionalMelayu di Pontian. Kertas Kerja Seminar Za’ba Mengenai Alam Melayu Institut Peradaban Melayu, Universiti Pendidikan Sultan Idris danDewan Bahasa dan Pustaka, Malaysia. 22-24 Februari Asri Hj Abdullah. 1997. Industri Kecil di Malaysia, Pembangunan danMasa Depan. Kuala Lumpur Dewan Bahasa dan Pustaka. 47Mohd. Nur Syufaat Bin Jamiran & Seow Ta Wee. 2013. Kelestarian TransformasiPembangunan Sosioekonomi Orang Asli. Kertas Kerja PersidanganKebangsaan Geografi dan Alam Sekitar kali ke 4. Fakulti Sains kemanusiaanUniversiti Pendidikan Sultan Taib Osman. 1989. Malay folk beliefs an Integration of Disparate Lumpur Dewan Bahasa dan Pustaka. Moleong, L. J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif Revisi ed.. Bandung 2005. The Cultural Contest of Disruptive Behaviour an Overview ofResearch Considerations for School Educators. Improving School SAGEPublications, 82, 153-159. Mude, Malla, Atma, A., Nawawi, & Hartono, R. 2009. Bugis diTanah Rantau. Jakarta Timur Focus D. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru IlmuKomunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung Remaja D. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru IlmuKomunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Cetakan ketiga. Bandung M. Y., Tika, Z., & Ismail, I. 2007. Wajo, Kearifan Lokal MenataLingkungan. Makassar Fahmis J. 1995. American Indian Ethnic Renewal Politics and Resurgence ofIdentity. American Sociological Review. Vol. 60, No. 6 Dec., 1995. Pp. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung 2000. Social Research Methods Qualitative and QuantitativeApproaches. Boston Allyn and S., & Galliers, R. 2006. Knowledge Transfer and Learning Problem ofKnowledge Transfer Associated With Trying to Short-Circuit The learningCycle. Journal of Information and Technology Management 23, L., & Takeuchi, H. 2000. The Knowledge-Creating Company. New YorkOxford University L., & Takeuchi, H. 2006. Factors Affecting Knowledge Transfer andAbsorptive Capacity in Multination Coorporations. Proceeding of KnowledgeManagement International Conference and Exhibilition KMICE, M., & Jumberi, A. 2000. Kearifan Budaya Lokal dalam PersfektifPengembangan Pertanian di lahan Rawa. Jurnal Kalimantan Agrikultura. 48Noordin Hussin. 2006. Trade and Society in The Straits of Melaka, Dutch Melakaand English Penang 1780-1830. Copenhagen Nias Hussin. 2008. Pedagang Bugis dan Kuasa Eropah di Selat Malaka. JurnalSari, Vol. 26, 199-211. Noorduyn. J. 1988. The Bugis Genealogy of The Raja Muda Family of Riau-Pontian. JMBRAS. 61 2, Buang, Norasmah Othman, Hajjah Halimah Harun & Zaidatol AkmaliahLope Pihie. 2006. Pembentukan indeks tingkah laku keusahawanangolongan remaja Malaysia. Laporan akhir projek IRPA No. Othman dan Sumit K. Mandal. 2000. Malaysia Menangani GlobalisasiPeserta atau Mangsa. Bangi Penerbit Universiti Kebangsaan Hashim, Norasmah Othman, Noraishah Buang. 2009. KonsepKesediaan Keusahawanan Berdasarkan Kajian Kes Usahawan Industri kecildan Sederhana IKS di Malaysia Entrepreneurship Readiness ConceptBased on Case Study of Small Medium Industry SMI Entrepreneurs inMalaysia. Jurnal Pendidikan Malaysia. 34 1, Othman & Sumathy Panniappan. 2012. Profil Keusahawanan India diMalaysia. Jurnal Akademika 821 2012 Deraman, Nizamuddin Zainuddin, & Oemar Hamdan 2005. Kajian tentangCiri-ciri Personality Keusahawanan di Kalangan Usahawan Bumi PuteraMelayu Malaysia. Jurnal Manajemen and Bisnis Sriwijaya. Nurul Huda Che Abdullah & Ramlee Mustapha. 2009. Kajian Kes Usahawan TaniIndustri Kecil Sederhana IKS Bumi Putera di Negeri Terengganu A CaseStudy of SMI Bumiputera Agropreneurs in Terengganu. Jurnal PendidikanMalaysia. 34 2, Puay Liu, Nur Hafizah Yusoff & Sharina Abdul Halim. 2010. MenjejakSemangat Kawi’ Langkawi sebagai Geopark. Akademika S. H. 2013. Migration and Reconstruction of Identity. ASIAN Journal ofManagement Sciences and Education. April Lebar. 2007. Penyelidikan Kualitatif Pengenalan kepada Teori dan Malim Penerbit Universiti Pendidikan Sultan M. Q. 2002. Qualitative research and evaluation methods 3rd ed..Thousand Oaks, CA Sage Publications, C. 2006. Manusia Bugis. Jakarta Nalar bekerja sama dengan ForumJakarta-Paris. 49Phinney, J. S. 1996. When We Talk About American Ethnic Groups, What Do WeMean? American Psycologist. Vol. 51 no 9, J. S., Horenczyk. G, Liebkind. K, Vedder. P. 2001. Ethnic Identity,Immigration, and Well Being An Interactional Persfective. Journal of SocialIssues. Vol. 57, No. 3. 2001. Pp. J. S. 2003. Ethnic Identity and Acculturation in K. Chun., P. Ball, &Marin, G Eds. Acculturation Advances in Theory, Measurement, andApplied Research pp. 63-81. Washington, D. C American AmericanPsycological K. 2001. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku LPSP3 Ali Haji. 1982. Thufat Al-Nafis The Precious Gift. Kuala Lumpur OxfordUniversity 1985. Nilai-nilai Utama Kebudayaan Bugis. Ujung PandangLembaga Penerbitan Universitas R. 1992. Nilai-nilai Utama Kebudayaan Bugis. Makassar HasanuddinUniversity N. 2006. Cinta, Laut dan Kekuasaan dalam Epos La Galigo. MakassarLa Galigo R., Subair, Idris, Gentini, Ekowati, D., & Setiawan, U. 2008.Pengetahuan Lokal Masyarakat Adat Kesepuhan Adaptasi, Konflik danDinamika Sosio-Ekologis. Sodality Jurnal Transdisiplin Sosiologi,Komunikasi dan Ekologi Manusia. Vol 2, No. 2. S., & Shareef, M. 2002. Process for Corporate Memory of Knowledge Management A. R. 2010. Mengurai Hukum Laut Amannagappa Hingga Hukum LautModern. Jurnal Hukum Internasional Jurisdictionary. Vol. VI, No. 1. Juni2010, pp Dougill, & Taylor. 2007. Integrating Local and Scientific Knowledgefor Adaptation to Land Degredation Kalahari Rangeland ManagementOption. Journal Land Degredation & Development, International LandCoalition via Del Seravico 107. Rome, G. 1997. The Way of Discovery An Introduction to the Thought ofMichael Polanyi. New York Oxford University E. 1998. Contemporary Ethnicity, Maintenance of Ethnic Culture andEthnic Change The Case of the Slovak Americans in Western Human Affairs. 8, 1998, 1, 50Roberts, D., & Woods, C. 2005. Changing the world on a shoestring The conceptof social entrepreneurship. University of Auckland Business Review, J. 2000. From Know-How to Show-How? Questioning the Role ofInformation and Comunication Technologies in Knowledge Analysis & Strategic Management. 124 J. 2007. Forced migration, Reconstituting Identity, and the Politics ofAssimilation Tibetians in India and Switzerland. Paper presented at theannual meeting of International studies Association 48th Annual Convention,Hilton Chicago, D. 1981. Adolescent and Youth. New Jersey Prentice Yusof. 2010. Asas Sains Sosial Dari Persfektif Sosiologi. Kuala LumpurDewan Bahasa dan 2000. Behavior Modification What it is and How to do it. EnglewoodCliffs, New Jersey Prentice-Hall, H. 2003. Implementing person-centred planning by developing person-centred teams, Journal of Integrated Care, Vol. 11, No. 3, pp. 18– 2005. Manusia, Kebudayaan dan Pembangunan di Sulawesi Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi J. 2011. Mixed Methods. Jakarta Dj., & Komariah, A. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung M. 2005. Understanding the Green Entrepreneur. In M. Schaper, MakingEcopreneurs Developing Sustainable Entrepreneurship p. 6. Hampshire,GU11 3HR Ashgate Publishing C. 2003. Ethnicity and The Political Reconstruction in Afganistan. Paper,presented at state reconstruction and International engagement in Afganistan,30 may-1 June 2003. London School of Economics and Political 2009. Pendekatan Konstruktivis-Interpretivis dalam PenelitianManusia. In N. K. Denzin & Y. S. Lincoln Eds., Handbook of QualitativeResearch Translate. Yogyakarta Pustaka S. 2010. Time-Space Sampling and Respondent-Driven Sampling withHard-To-Reach Populations. Methodological Innovations Online, 52, S., & Venkataraman, S. 2000. The promise of entrepreneurship as a field ofresearch. Academic of Management Review, 217-226. 51Shannon, dan Weaver, W. 1963. The Mathematical Theory of Campaign, University of Illionis Press, L., & Dunn, P. 2001. The Search for a Theory of Entrepreneurship. of Louisiana at Mohd Noah. 2002. Reka Bentuk Penyelidikan Falsafah, Teori dan Universiti Putra D. 2000. Doing Qualitative Research A Practical Handbook. London,Thousand Oaks, New Delhi Sage Publication, & Joshi, L. 2001. Taking Local Knowledge About Trees & Auriat, N., 2005. Quantitative Research Methods inEducational Planning. Paris Aminah Binti Mohd. Sam & Seow Ta Wee. 2013. Kelestarian PembangunanSosiobudaya Komuniti Orang Asli. Kertas Kerja Persidangan KebangsaanGeografi dan Alam Sekitar Kali ke 4. Fakulti Sains Kemanusiaan UniversitiPendidikan Sultan M. T. F. 1998. Penelitian Kualitatif Suatu Perkenalan. Bogor 2001. The Role of Tacit and Explicit Knowledge in the of Knowledge Management. Vol. 5. No. 4. pp 311-321. Soderquist, E. 2009. 4th Meditterranean Conference of Information Systems. Athens University of Economics and S. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta Rajawali A. 2004. Local Knowledge for Fasilitating Adaptation to ClimateChange in Asia and The Pasific Policy Implications. IGES-CP WorkingPaper 2004-002.Stacey, R. D. 2003. Strategic Management and Organisational Dynamics TheChallenge of Complexity. London, UK Pearson Education R. E. 2005. Qualitative Case Study. In N. K. Denzin & Y. S. Lincoln Eds., The Sage Handbook of Qualitative Research Vol. 3, pp. 443-466. Thousand Oaks, CA SAGE 2009. Entrepreneurship dan Metode Pembelajarannya di SekolahMenengah Kejuruan SMK. Jurnal Ekonomi Bisnis. Tahun 14. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Edisi ketujuh. Bandung, Indonesia Tarsito. 52Suhartini. 2009. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengelolaan sumberDaya Alam dan Lingkungan. Proseding. Yogyakarta FMIPA UniversitasNegeri 2011. Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods. Bandung 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. BandungCV. Zakariah. 1997. Malaysia History Series The Bugis. Kuala LumpurGoodmark D. 2006. Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sosiologi-Antropologi di Sekolah Madrasah. Paper. Sintang. 2007. Punca Penghijrahan Orang Bugis ke Tawau, Sabah. JournalPeradaban Melayu. p. L., Arifin, & Ananta, A. 2003. Indonesia’s Population Ethnicityand Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast H. 2001. The Makassar Malays Adaptation and Identity, c. of Southeast Asian Studies, 323, pp dan Rowland, F. 2004. Benchmarking Knowledge Managementin a Public Organization in Malaysia, Benchmarking An InternationalJournal. 113 G. 2002. Open The Black Book of Knowledge Transfer The role ofreplication accuracy. 1-33. Tang, 2007. Reso Sebagai Roh Kehidupan Manusia Bugis Budaya dariMental dan Fisik, Sebuah Refleksi dari Lontarak. Makalah, disajikan dalamKongres I Bahasa-bahasa Daerah Sulawesi Selatan, Makassar 22-25 Syahriani. 2007. Pengekalan Sempadan Budaya Migran Jawa di BandarLangsa, Acheh Timur, Acheh, Indonesia. Unpublished Thesis. UniversitasSumatera & Ravlin, 1995. Responses of employee to cultural adaptationby a foreign manager. Journal of Applied Psychology. 80 133-146Taylor, dan Bogdan, R. 1984. Introduction to Qualitative Research MethodThe Search for Meanings Second Edition. Toronto John Wiley and 2007. Ilmu Sosial dan Tantangan Zaman. Jakarta Raja Grafindo Persada. 53Terpstra, V. & Sarathy, R. 2000. International Marketing, 8th Edition. Dry K., Tippins, & Gallard, 1994. Research on Instructional Strategiesfor Teaching Science. In Dorothy L. Gabel Ed. Handbook of Research onScience Teaching and Learning A Project of the National Science TeacherEducation. New York L. 1961. Hukum Pelayaran dan Perdagangan Amanna Gappa. MakassarYayasan Kebudayaan 2007. Knowledge Management. Yogyakarta Graha R., Van Dijk, K., & Acciaioli, G. 2009. Kuasa dan Usaha di MasyarakatSulawesi Selatan. Makassar Ininnawa bekerja sama dengan KITLV & Tsai, 2005 An Empirical Study of The Knowledge TransferMethods Use by Clinical Instructors. Internal Journal of Management. 222.Tugby, 1977. Cultural Change and Identity. St. Lucia, Queensland Universityof Queensland & Filemon, A. 2008. Introduction to Knowledge ASEAN den Berghe, P. L. 1978. Race and Ethnicity A Sociological Persfective. Ethnicand Social Studies 1 4 Slyke, D., & Newman, H. 2006. Venture philanthropy and socialentrepreneurship in community development. Nonprofit Management &Leadership, 16 3, M. 2005. Building on Gender, Agrobiodiversity and Local Manual. Rome FAO Fiat R. 1993. Gentle Janus Merchant Prince. Leiden R. A., & Wolf, A. 1980. Contemporary Sociological Theory. EnglewoodCliffs, N. J Prentice Hall, Mohamad Sheikh Abdul Aziz. 2010. Strategi, kaedah dan pelaksanaan dakwahdalam membina jati diri kebangsaan. Dlm. Mohd. Yusof Othman pnyt.. JatiDiri Kebangsaan Manhaj Islam Hadhari, hlm. 85-96. Bangi UniversitiKebangsaan H., & Martin. 1999. Local Peoples Knowledge in Natural ResourcesResearch. Sociomethodologies for Natural Resource Research. Chatam, UKNatural Resource Institute. 54Ward, C., Bochner, S., Furnharm, A. 2001. The Psychology of CulturenShock. EastSussex laman Resmi Perangkaan Malaysia. 2011. Laporan Taburan Penduduk danCiri-ciri Asas Demografi 2010. Retrieved from accesed April, 20, 2012].Weber, M. 1958. The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism. New YorkCharles Scribner’s 2012. Kawasan-kawasan Industri di Pontian. Retrieved from [online accesed August, 5, 2012].William, H. 2007. Ethnicity Reconstruction The Effect of Immigration on Ethnic-Linguistic Fractionalization In Latin America. Unpublished Thesis. NYUPolitics. Van Voorhis & Morgan, 2007. Understanding Power and Rules of Thumb for Determining Sample Sizes. Tutorials in Quantitative Methods for Psychology, Vol. 3 2, pp. 43-50. Yakhlef, A. 2005. Immobility of Tacit Knowledge and the Dispalacement of theLocus of Innovation. European Journal of Innovation Management. 83 W. L., Ericksen, E. P. & Juliani, R. N. 1976. Emergent Ethnicity A Reviewand Reformation. American Sociological Review 41 R. K. 1994. Case Study Research 2nd edition. Thousand Oaks R. K. 2003. Case Study Research Design and Methods Third Oaks SAGE R. K. 2011. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta PT. Raja 2000. Kajian Kualitatif Suatu Pengenalan. Essai Penyelidikan. JurnalKeningau Bil. 3. Yulia, W., & Kusrini, 2010. Analisis Karasteristik Mahasiswa dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kepemilikan Usaha Mandiri MahasiswaInstitut Tekhnologi Sepuluh Nopember, Jurnal & Norman, 2002. Essensials of Entrepreneurship and Small Business Management. Second Edition. New Jersey Prentice Hall, Inc. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. assalamu 'alaikum... alhamdulillah wasy syukru 'ala ni'amillahi pada hari ini abah ada waktu luang. dan akan abah pergunakan waktu luangnya adalah 'seperti biasa' saja,hehee..yaitu akan abah 'turun gunung'kan 4 ilmu hikmah lagi. ilmu hikmah satu ini adalah berbeda dari ilmu ilmu sebelumnya yaitu ilmunya cukup ananda anak anak didik abah lakukan ijazah,simpan ilmunya maksudnya ilmunya tidak usah di rutinkan atau di wiridkan dan kapan kapan kalau di butuhkan di perlu kan maka abah persilahkan ananda untuk menggunakannya secara langsung. beda ya?hehehee..karena biasanya abah sering menturun gunungkannya keilmuan yang di puasai,di wiridkan dengan dawam dengan terbiasa dan aturan lainnya namun kali ini abah akan ijazahkan ilmu ilmu 'semula jadi' saja biar simpel dan tidak menambah repot,heheheee.. ilmu semula jadi ini insyaAllah yang sesibuk apa pun insyaAllah masih bisa 'ikutan' untuk memiliki ilmu ini di karenakan ilmu ini di baca hanya ketika ananda perlu atau butuh kan saja. kalau tidak ada keperluan maka ilmunya jangan di wiridkan,repot amat,hehehee. ilmu semula jadi yang akan abah ijazahkan ini ada bermacam macam dan berbeda fungsi serta tujuannya, di antaranya 1. ilmu semula jadi Mahabbah Salaman yaitu ilmu semula jadi buat salaman salam salaman atau jabat tangan dengan 'calon' kekasih, atau kalo kekasih lagi 'ngambek' coba nanti ananda 'ajakin' salaman saja insyaAllah beda nantinya,hehee.. atau ananda sedang ada bisnis yang gegedean bisnis besar maka baiknya ananda jangan 'pelit' untuk mengajak mereka relasi bisnis ananda untuk saling salam salaman dan insyaAllah serta mudah mudahan saja ananda dalam bisnisnya ada dalam kelancaran,aamiin.. atau ananda sedang 'wakuncar' dan ketemu sama 'calon' mertua maka ajakin saja mertuanya untuk salaman dan mudah mudahan ananda di 'jodohin' secepatnya sama mertua,waahh..gawat..,hehehee..bukan..maksud abah mudah mudahan 'camer' atau calon mertuanya jadi 'agak agak' beda gitu ah.. bedanya? ya mudah mudahan hubungan ananda dengan putera / i nya lebih dalam keadaan di restui,kan 'nyaman' kalo hubungan cinta di setujui sama camer,iya gak?hehehehee.. ilmu semula jadi untuk salam ini fungsi utamanya agar yang kita salamin itu menjadi suka,sayang,perhatian, tunduk dan takluk kepada kita,aamiin ya Allah. tatacara nya lakukan ijazah,hafalkan..dan simpan ilmunya kelak bila akan salaman dengan orang yang di tuju maka silahkan ananda mulai bacakan kalimat ilmunya. untuk ilmu semula jadi Mahabbah Salaman nya dapat ananda download disini untuk mahar kecil nya adalah 315 ribu saja yang penting ikhlas dan ridho lillahi Ta'ala. 2. ilmu semula jadi Anti Peluru. Nah..ada 37% dari sekian banyak anak didik abah yang alhamdulillah ada dalam situasi aktif di dalam keamanan negara seperti bapak bapak Polri,bapak ABRI dan lainnya pangkat pangkat lainnya maksud abah yang alhamdulillah beliau beliau semuanya mengikuti abah,alhamdulillah.. maka dengan ini akan abah 'turun gunung'kan saja ilmu anti peluru yang sifatnya semula jadi tinggal pakai,heheee. maksudnya ilmu anti peluru nya tinggal beliau laksakan ijazahnya saja dan penggunaannya nanti bila di perlukan abah persilahkan beliau anak anak murid abah yang aktif dalam sistem keamanan negara untuk membaca kalimat ilmu nya kalau dalam keadaan tenang atau di dalam keadaan biasa biasa saja maka ilmu semula jadi anti peluru ini 'tidak usah' beliau baca kan. - ananda bagaimana ya abah saya ingin memiliki ilmu anti peluru semula jadi tersebut sedangkan saya adalah termasuk warga sipil atau warga biasa,apakah bisa ya abah? + abah tentu bisa karena ilmu ini adalah bisa di miliki oleh siapa pun juga. - ananda di ilmu anti peluru ini apakah pelurunya di tembakkan langsung ke badan? atau bagaimana ya abah? + abah pistolnya di arahkan lurus ke badan kita,dan setelah pelatuknya di tarik yang alhasil pelurunya akan keluar dan akan menerjang badan kita maka bi idznillahi wa bi barokati haadzihil 'ilmi dengan izin dari Allah SWT dan dengan berkahnya ilmu ini maka peluru yang menuju ke kita insyaAllah akan berbelok sendiri. belok nya insyaAllah ke arah kanan atau kiri kita yang pasti insyaAllah pelurunya tidak akan menyentuh kulit kita,insyaAllah. LANGSUNG SAJA untuk ilmu semula jadi Anti Peluru nya dapat ananda download disini untuk mahar kecil untuk ijazahan ilmu semula jadi Anti Peluru nya adalah 925 ribu saja yang penting ikhlas dan ridho lillahi Ta'ala. 3. ilmu semula jadi untuk Menghilang ilmu Asma Himeng. ilmu menghilang Asma Himeng,yang sifatnya semula jadi ini adalah ilmu menghilang yang benar benar di perlukan. maksud abah bila ananda berada di dalam situasi yang tenang tenang saja lalu 'pengen' tidak keliatan menghilang dari pandangan orang lain itu ilmunya insyaAllah TIDAK AKAN BEREAKSI. namun..ketika ananda sedang benar benar terdesak di cegat sama orang 'kurang baik' yaitu orang jahat insyaAllah ILMUNYA AKAN BERJALAN ATAU BEREAKSI. kenapa demikian? di karenakan ilmu ini adalah ilmu yang sudah 'dari sana'nya seperti itu peraturannya yaitu AKAN BEREAKSI bila memang kita sedang membutuhkan untuk menghilang. kalau untuk main main,atau untuk isengin orang maka ilmu menghilangnya tidak akan jalan,hehee. yang sering main catur olahraga bermain catur abah persilahkan bila ananda ingin 'mengacau'kan konsentrasinya yaitu ananda bacakan secara perlahan dan sambil bermain catur,dan lihat reaksi dari 'lawan' main ananda insyaAllah 'ngaco' nantinya,heheheee.. dan sudah barang tentu ananda akan dengan mudah untuk mengalahkan lawan main catur nya,heheee... untuk ilmu semula jadi untuk Menghilang ilmu Asma Himeng nya dapat ananda download disini untuk mahar kecil untuk ijazahan untuk ilmu semula jadi untuk Menghilang ilmu Asma Himeng nya adalah saja yang penting ikhlas dan ridho lillahi Ta'ala. 4. ilmu semula jadi untuk pidato ceramah bagi anak anak didik abah ananda yang kebetulan profesinya adalah penda'i pendakwah,penyebar agama islam yang ingin berpidato atau juga ingin berdakwah dan anak anak murid abah lainnya yang bukan profesi penda'i namun kebetulan sering 'ngomong' di depan orang banyak dan baik itu penda'i atau pendakwah atau orang biasa yang ingin tutur kata nya tutur kata itu bahasa,atau ajakannya atau yang di dakwahkan atau yang di pidato kannya ingin di dengar sama orang lain dan insyaAllah mereka mustami'in atau para pendengar akan nyaman mendengar suara ananda,juga mereka insyaAllah 'nyaman badan'nya alias tidak gaduh atau tidak 'gandeng' atau tidak ribut,hehehee..maka sebelum ananda berbicara di depan orang orang tersebut maka abah persilahkan ananda untuk membacakan dahulu kalimat semula jadi pidato atau dakwah ini insyaAllah ananda nanti bisa melihat 'reaksi'nya,hehehee.. LANGSUNG SAJA untuk ilmu semula jadi untuk pidato ceramah nya dapat ananda download disini untuk mahar kecil untuk ijazahan ilmu semula jadi untuk pidato ceramah nya adalah 455 ribu saja yang penting ikhlas dan ridho lillahi Ta'ala. TAMBAHAN 1. yang di maksud dengan ilmu semula jadi itu adalah jenis jenis ilmu ilmu yang sudah matang,siap di gunakan kapan dan di mana saja dan juga kalimat ilmunya sudah tidak usah ananda wiridkan dengan rutin lagi cukup dengan berijazah,hafalkan,selesai..dan kapan kapan ananda membutuhkannya abah persilahkan ananda untuk langsung membacakan kalimat ilmunya. 2. di seluruh ilmu ilmu ijazahannya abah termasuk ilmu ijazahan yang baru saja abah 'rilis',hehehee... itu semuanya ada diskon atau ada potongannya, dan ananda dapat melihat penjelasan akan DISKON tersebut disini Program Diskon 3. dan tidak lupa untuk ananda yang BARU SAJA MASUK ke pondok pribadi abah ini serta kebetulan belum mengetahui data data abah seperti NO HP,atau data lainnya termasuk tatacara untuk bagaimana caranya agar ananda bisa mendapatkan ilmu imu ijazahannya maka abah persilahkan ananda untuk masuk klik dahulu ke halaman ini NO HP,BBM,WHATSAPP DAN TATA CARA BERIJAZAH ILMU. alhamdulillah..abah sudahi dahulu sampai disini untuk pen'turun gunung'an pengijazahan ke 4 ilmu ilmu semula jadi nya. dan insyaAllah nanti abah akan sambung lagi di lain waktu dan di kesempatan yang akan datang. dan bagi ananda anak anak didik abah yang akan berijazah akan ilmu ini abah ucapkan "AJAZTUKA" dan nanti silahkan ananda jawab di kotak komentarnya dengan kata "QOBILTU". alhamdulillah..wallohu a'lam, akhirul kalam wassalamu 'alaikum...

ilmu semula jadi bugis