KhotbahKristen Terbaru yang Menyentuh Hati. Perbesar. Berikut adalah khotbah Kristen terbaru yang dikutip dari buku 366 Penguat Hidup: Renungan Inspirasional yang Memberikan Kekuatan dan Kemenangan Setiap Hari yang ditulis oleh Richard T. G. R (2021: 2) yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup atau referensi untuk menulis khotbah yang
Perubahanini bukan berbicara tentang perubahan yang bersifaf fisik, tetapi sebuah perubahan yang berkaitan dengan pembaharuan hidup orang percaya. arogan dan tidak peduli dengan orang lain. Tetapi setelah menerima Yesus, Zakheus yang tamak akan uang kini berubah menjadi seseorang yang dermawan, Zakheus yang arogan kini berubah menjadi
IlustrasiKhotbah Kristen Tentang Kasih. Apr 05, 2021. Jual Buku Pelangi Kasih Di Balik Awan,105 Ilustrasi Khotbah Yang Menguatkan oleh Paulus Lie Dan Tim Efata - Gramedia Digital Indonesia Melayani Dibutuhkan Tindakan Kepedulian - Fokus Hidup. Kalahkan Kejahatan Dengan Kasih Tuhan - Media Terpercaya.
Ilustrasiilustrasi yang ditampilkan dalam buku ini amat menarik, karena lebih banyak berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Setiap ilustrasi dilengkapi dengan tujuan pengajaran dan juga penerapannya untuk hidup sehari-hari. Satu hal yang dirasa kurang dari buku ini adalah tidak adanya ayat Alkitab yang mendukung setiap ilustrasi.
Yakubpilih kasih terhadap anak -anaknya (kejadian 37:3) Seorang bapak yang baik seharusnya tidak pilih kasih, tidak memeda-bedakan anak. Seharusnya dia mengasihi seluruh anaknya. Oleh karena kecemburuan itu timbullah kebencian diantara anak -anaknya, pertikaian diantara keluarganya. Namun sayangnya yusuf tidak mau ikut campur akan permasalahan
Vay Nhanh Fast Money. Renungan Harian Pemuda Singkat Kristen Tentang Pentingnya PendidikanRenungan Harian Kristen Tentang Pendidikan Anak1. Belajar Sekolah di Kehidupan2. Hidup Adalah PembelajaranRenungan Harian Pemuda Singkat Kristen Tentang Pentingnya – Renungan Kristen tentang pendidikan. Setiap orang harus menempuh pendidikan dengan baik, tidak boleh tidak. Pendidikan adalah hal terpenting yang harus dimiliki agar orang tersebut memiliki pengetahuan untuk menghadapi dunia yang semakin berkembang. Entah pendidikan formal di sekolah ataupun pendidikan rohani di menjalani kegiatan belajar mengajar, tak lupa kita juga harus senantiasa memanjatkan doa belajar kristen agar ilmu yang kita peroleh dari seorang guru bisa menjadi semakin berkah. Agar kita bisa mengimplementasikan ilmu tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari, membanggakan orang tua, keluarga, masyarkat, bangsa, dan apa yang terjadi pada pendidikan masa kini? Bisa kita lihat sendiri bahwa semakin banyak orang yang mengabaikan pentingnya belajar. Mereka lebih sering bermain game, menonton video streaming, atau sesuatu yang bersifat hiburan lainnya. Tak ayal memang karena ini dampak dari perkembangan demikian masih ada beberapa orang yang tentunya peduli akan pendidikan. Seperti contohnya guru sajin, murid rajin, dan sebagianya. Kadang saat beribadah di gereja kita juga mendengar khotbah dari renungan mengenai pentingnya pendidikan, khususnya ibadah yang dilakukan kaum pemuda atau sekolah pada kesempatan ini kami ingin membagikan beberapa kumpulan renungan harian rohani Kristen tentang pentingnya pendidikan yang memotivasi, menyejukkan hati, dan menginspirasi. Renungan ini kami ambil dari berbagai sumber, termasuk ayat Alkitab. Silahkan simak ulasannya di bawah Harian Kristen Tentang Pendidikan AnakBerikut adalah beberapa renungan harian rohani Kristen tentang pendidikan, pelajaan, dan pentingnya menuntut ilmu. Renungan yang singkat, memotivasi, dan menginspirasi secara singkat khususnya untuk kaum pemuda dan Belajar Sekolah di Kehidupan“Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.” Matius 10 orang tak menyangkal bahwa hidup di dunia sangat singkat. Maka dari itu mari kita gunakan waktu yang ada sebaik-baiknya. Jangan pernah membuat kesalahan setiap menit, jam, detik, dan selamanya.“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Mazmur 9012.Sadar atau tidak, sesungguhnya kesempatan hidup tak hanya sekali di dunia ini yang singkat ini adalah proses belajar. Itulah sekolah kehidupan. Pembelajaran demi pembelajaran kitabisa dapatkan dari situasi, keadaan atau peristiwa, dari hal yang tampak kecil dan sederhana yang ada dalam kehidupan dari itu jangan pernah meremehkan hal kecil dan sederhana karena dalam segala perkara Tuhan turut bekerja. Bila kita berpikir bahwa Tuhan kurang memperhatikan atau tidak peduli terhadap hal kecil, itu salah besar!Tuhan justru sangat mempedulikan dan bahkan kepedulian Tuhan tak jauh berbeda dar kepedulian kita semua terhadap diri sendiri. Contohnya sepeti kepedulian Tuhan terhadap kita. Jelas dinyatakan bahwa rambut di kepala kita pun bisa dihitung oleh Tuhan. Ini membuktikan betapa telitinya Tuhan terhadap kita memahami akan hal ini, tidak sepantasnya kita bersungut kepada Tuhan untuk setiap masalah yang terjadi. Sebab masalah pasti tidka akan terjadi secara kebetulan, bisa karena akibat dari kesalahan atau diijinkan Tuhan terjadi sebagai sarana untuk menggarap dan mendidik kita di sekolah kehidupan merupakan sikap atau wujud pemberontakan kepada Tuhan dansikap tak menghargai kebijaksanaan Tuhan. Milikilah penyerahan diri ketika berada di dalam prosesnya Tuhan di sekolah kehidupan ini. Sebab Dia adalah Tuhan yang mampu mengengalikan sekecil apapun masalah dan pergumulan yang kita alami tak ada yang luput dari pengawasan dan perhatian Hidup Adalah Pembelajaran“Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti” Amsal 30 merupakan proses dalam prosesnya artinya selama kita hidup, kita tak akan pernah berhenti untuk belajar dan terus belajar. Belajar itu tidak selamanya harus ada guru, diktat, atau di ruang kita harus belajar dari situasi orang sekitar, menanggai kejadian atau peristiwa, belajar dari pengalaman hidup orang lain, belajar dari kesalahan diri sendiri, dan kita belajar dan mengerti banyak hal, semakin dewasa rohani pula kita dan semakin bijaksana untuk mengambil keputusan. Jadi, memang menjadi orang yang bijaksana tidak harus lulus dari sekolah formal atau menyandang gelar sarjana.“…jalan rajawali di udara 1, jalan ular di atas cadas 2, jalan kapal di tengah-tengah laut 3, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis 4.” Amsal 3019.Palajaran apa yang bisa kita peroleh dari burung rajawali? Burung ini adalah salah satu burung paling kuat dengan sayap yang begitu kokoh. Ia tak pernah takut menghadapi badai seberat apapun. Justrusaat badai datang, burung rajawali akan semakin lebar mengembangkan sayapnya lebih kuat lagi..Sebagaimana burung rajawali mampu terbang mengatasi badai, orang percaya hendaknya juga memiliki mental seperti burung rajawali yang tak takut terhadap badai permasalahan. Saat dihadapkan pada masalah dan pergumulan hidup seringkali, kita merasa takut dan burung rajawali yang menyukai tempat tinggi, bersarang di tempat tinggi atau bukit yang sulit dijangkau. Tempat yang tinggi juga dapat dikaitkan dengan perkara rohani, perkara dari Tuhan.“…carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada,…Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.”Kolose 31-2.Orang yang senantiasa memikirkan perkara rohani atau perkara yang di atas tentunya adalah orang yang memiliki persekutuan karib dengan Tuhan. Semakin kita dekat dengan Tuhan, semakin kita banyak mendapatkan persekutuan yang karib dengan-Nya. Semakin kita dekat dengan Tuhan, kita bisa mendapatkan kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi badai kehidupan. Melalui badai persolana ini pula kita diajarkan untuk mmiliki penyerahan diri penuh kepada KataDemikian beberapa contoh renungan rohani kristen tentang pendidikan. Mudah-mudahan dengan adanya renungan ini, yang dibaca pada saat teduh atau air hidup, kita bisa menjadi semakin memiliki semangat belajar yang tinggi. Haleluya, Rohani Kristen Tentang Rendah HatiRenungan Rohani Kristen Tentang PekerjaanRenungan Rohani Kristen untuk Malam Hari
Hidup Saling PEDULI dan BERBAGI Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena ada teman berbagi. Sahabat, Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, yang harus saling tolong menolong, saling berbagi, saling melengkapi, prinsipnya saling dibutuhkan dan membutuhkan. Maka jauh-jauh hari Salomo sudah mengingatkan kita, “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!” Pengkhobah 49-10 Sahabat, pengalaman hidup kita bercerita bahwa ada kalanya kita butuh dikuatkan, sebaliknya ada kalanya kita bisa menguatkan. Tidak ada manusia yang sempurna, 100% kuat dan sanggup mengatasi segalanya sendirian. Karena itu Rasul Paulus, mengharap dengan sangat, “… marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.” Ibrani 1024. Rasul Paulus sungguh menyadari bahwa kita akan menjadi lemah dan lebih mudah jatuh jika kita tidak saling memerhatikan dan saling mendorong satu sama lain. Sesungguhnya ada cukup banyak kisah di Alkitab yang mengisyaratkan agar kita bekerjasama satu sama lain untuk mencapai satu tujuan. Sahabat, saya ajak membaca kisah ketika seorang yang lumpuh ingin menjumpai Yesus di Kapernaum seperti yang tertulis dalam Markus 21-12. Si lumpuh digotong oleh empat orang temannya. Tetapi mereka tidak dapat masuk ke rumah karena digambarkan dalam ayat 2, orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Begitu banyak orang mengerumuni Yesus, sehingga tidak mungkin mereka bisa menerobos kerumunan. Tapi akhirnya dia mampu bertemu Yesus dan disembuhkan. Bagaimana caranya? Dikisahkan dalam ayat 4, ternyata keempat orang tersebut membuka atap yang berada di atas Yesus berdiri; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Bagaimana jadinya jika seandainya si lumpuh tidak mempunyai teman. Dia tidak akan sempat bertemu muka dengan Yesus dan mendapat mukjizat kesembuhan. Sahabat, ketika Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk mewartakan kabar baik, kita membaca mereka diutus bukan untuk berjalan sendirian, tapi berdua-dua Markus 67. Iman kita akan lebih gampang merosot dan melemah jika kita menghadapi masalah demi masalah sendirian. Tapi dengan adanya teman-teman yang saling berbagi, kita akan lebih mampu bertahan dan tetap kuat. Betapa pentingnya sebuah kebersamaan yang saling membantu, saling mengingatkan, dan saling merupakan bagian dari kasih yang seharusnya memenuhi hati orang percaya. Situasi dan kondisi saat ini sangat berat. Masalah yang mesti kita hadapi tidak ringan dan lama kelamaan mampu membuat iman kita memudar. Orang bisa hilang pengharapan jika didera masalah terus menerus. Karena itu kita diwajibkan untuk saling tolong menolong, dan dengan demikian itu artinya kita telah memenuhi hukum Kristus Galatia 62 Ingatlah! Sahabat, jalinlah hubungan dengan anggota-anggota tubuh Kristus lainnya dalam persekutuan-persekutuan, baik di gereja, di kantor, di sekolah, di lingkungan dan lain sebagainya. Kembangkan hidup saling peduli dan saling berbagi. Fokuslah pada keselamatan dan kesejahteraan bersama. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk menolong dan mengangkat kita. pg.
Buku ini saya persembahkan kepada setiap pembaca yang ingin memahami Alkitab sebagai satu-satunya Kitab Suci yang diwahyukan oleh sang Pencipta sebagai Firman Allah yang hidup dan kekal dengan tujuan menuntun manusia kembali pulang kepada Allah yang Empunya kehidupan dan memiliki hidup yang kekal 2 Tim 315. Hidup kekal artinya memiliki persekutuan yang kekal dengan Allah di Kerajaan-Nya yang akan datang Yoh 141-3. Tuhan Yesus pasti akan datang kembali dan kehendak-Nya agar orang-orang yang percaya kepada-Nya memiliki kehidupan yang sempurna, suci dan tak bercacat dengan menghasilkan buah-buah kebenaran untuk dipersembahkan kepada-Nya. Paulus meminta kepada orang-orang percaya dalam surat Filipi 19-11 dikatakan,”Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah”. Akhirnya, saya mengucapkan kepada Saudara selamat belajar dan bertumbuh serta melayani Kristus. Kiranya buku ini menjadi peta perjalanan iman Saudara hingga mencapai kesempurnaan di dalam Kristus. Tuhan Yesus memberkati.
Saya bersyukur atas kesempatan untuk berada bersama Anda hari ini di Pusat Konferensi yang megah ini. Sebesar jemaat ini adanya, adalah merendahkan hati untuk menyadari bahwa ini hanyalah sejumlah kecil dari jutaan orang yang masih akan melihat, mendengar, dan membaca kata-kata yang diucapkan dalam konferensi yang besar ini. Tentu saja, kita akan merindukan Presiden Gordon B. Hinckley yang terkasih. Meskipun demikian, kita semua adalah orang-orang yang lebih baik, karena pengaruhnya. Gereja lebih kuat karena bimbingannya. Sesungguhnya dunia ini adalah tempat yang lebih baik karena ada pemimpin hebat seperti Presiden Gordon B. Hinckley. Saya ingin mengucapkan beberapa patah kata mengenai Presidensi Utama kita yang baru. Saya telah mengenal Presiden Monson lama sekali. Dia adalah pria Israel hebat yang dipratahbiskan untuk memimpin Gereja ini. Dia sangat dikenal karena kisah-kisah dan perumpamaannya yang menarik dan kita yang mengenalnya dengan akrab memahami bahwa kehidupannya adalah contoh praktis dan luar biasa dari penerapan terhadap kisah-kisah tersebut. Sementara ini merupakan pujian baginya dimana banyak orang hebat dan termasyhur di dunia ini mengenal dan menghormatinya, barangkali bahkan ini menjadi penghormatan yang lebih besar dimana banyak orang yang rendah hati menyebutnya “teman.” Pada dasarnya, Presiden Monson adalah orang yang murah hati dan penuh belas kasih. Kata-kata dan tindakannya memperlihatkan kepeduliannya terhadap orang lain. Presiden Eyring adalah pria yang arif, terpelajar, dan rohani. Dia dikenal dan dihormati bukan hanya di Gereja namun oleh mereka yang bukan dari kepercayaan kita. Dia orang yang baik yang, ketika berbicara, semua orang mendengarkannya. Dia menambah nama baik keluarga, “Eyring.” Saya mengenal Presiden Uchtdorf ketika saya melayani sebagai Presiden Area di Eropa. Sejak saat saya berjumpa dengannya saya mengenali di dalam dirinya seseorang yang sangat rohani dan berkemampuan luar biasa. Saya tahu Tuhan memerhatikannya. Dua puluh tiga tahun lalu, saya berkesempatan menyampaikan panggilan Tuhan kepadanya untuk melayani sebagai presiden wilayah di Frankfurt, Jerman. Ketika saya memerhatikan tahun-tahun itu, saya telah melihat bahwa semua hal di bawah arahannya telah berhasil. Tuhan menyertainya. Ketika saya memikirkan tentang Presiden Uchtdorf, muncul di benak saya kata alles wohl—dalam bahasa Jerman itu berarti “segalanya akan baik.” Murid-murid sejati Yesus Kristus telah senantiasa peduli terhadap orang lain. Yesus Kristus adalah teladan terhebat kita. Dia dikelilingi oleh orang banyak dan berbicara kepada ribuan orang, dan Dia senantiasa memiliki kepedulian bagi orang lain. “Karena Anak Manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang,”1 Dia berfirman. “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun, dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?”2 Petunjuk ini berlaku bagi semua orang yang mengikuti-Nya. Kita diperintahkan untuk mencari mereka yang hilang. Kita adalah penjaga saudara kita. Kita tidak dapat mengabaikan tugas ini yang diberikan oleh Juruselamat kita. Kita harus peduli terhadap orang lain. Hari ini, saya ingin berbicara mengenai mereka yang hilang—beberapa karena mereka berbeda, beberapa karena mereka kelelahan, dan beberapa karena mereka telah tersesat. Beberapa orang hilang karena mereka berbeda. Mereka merasa seolah mereka tidak dilibatkan. Barangkali karena mereka berbeda, mereka menemukan diri mereka menjauh dari kelompok. Mereka mungkin melihat, bertindak, berpikir, dan berbicara secara berbeda daripada orang-orang yang ada di sekeliling mereka dan bahwa kadang-kadang menyebabkan mereka beranggapan mereka tidak cocok di situ. Mereka berkesimpulan bahwa mereka tidak dibutuhkan. Terkait dengan kesalahpahaman ini adalah kepercayaan yang keliru bahwa semua anggota Gereja hendaknya melihat, berbicara, dan terlihat sama. Tuhan tidak mengisi bumi dengan orkestra yang bersemangat dari personalitas-personalitas hanya untuk menghargai piccolo [suling] dunia. Setiap alat musik adalah berharga dan menambah keindahan yang kompleks dari sebuah simfoni. Semua anak Bapa Surgawi berbeda dalam beberapa hal, namun masing-masing memiliki suara indahnya sendiri yang menambah keutuhan dan kekayaan pada semuanya. Keragaman ciptaan itu sendiri merupakan kesaksian tentang bagaimana Tuhan menghargai semua anak-Nya. Dia tidak menganggap satu daging lebih tinggi dari yang lain namun Dia, “mengundang mereka semua untuk datang kepada-Nya dan mengambil bagian dalam kebaikan-Nya; dan Ia tidak menyangkal seorang pun yang datang kepada-Nya, baik hitam maupun putih, budak maupun orang merdeka, orang laki-laki maupun perempuan … semua sama bagi Allah.”3 Saya ingat semasa kecil, ada seorang anak lelaki yang lebih besar yang cacat secara jasmani dan mental. Dia mengalami kesulitan dalam berbicara dan berjalan pun sulit. Anak-anak lelaki biasa mengejeknya. Mereka menggoda dan mencemoohnya sampai kadang-kadang dia mau menangis. Saya masih dapat mendengar suaranya “Kalian bersikap tidak baik kepada saya,” ujarnya. Dan mereka masih mengejeknya, mendorongnya, serta mengolok-oloknya.” Suatu hari, saya tidak tahan lagi. Meskipun saya baru berusia tujuh tahun, Tuhan memberi saya keberanian untuk berdiri di depan teman- teman saya. “Jangan menyentuhnya,” saya berkata kepada mereka. “Berhentilah mengejeknya. Jadilah baik hati. Dia adalah anak Allah!” Teman-teman saya mundur dan pergi. Saya mempertanyakan saat itu apakah keberanian saya akan membahayakan hubungan saya dengan mereka. Sejak hari itu, teman-teman saya dan saya menjadi lebih dekat. Mereka memperlihatkan belas kasih yang meningkat terhadap anak lelaki itu. Mereka menjadi umat manusia yang lebih baik. Sepengetahuan saya, mereka tidak pernah lagi mengolok-oloknya. Brother dan sister, seandainya kita memiliki lebih banyak belas kasih kepada mereka yang berbeda dari kita itu akan mengurangi banyak masalah dan penderitaan di dunia zaman sekarang. Itu sesungguhnya menjadikan keluarga kita dan Gereja tempat yang lebih kudus dan surgawi. Beberapa orang hilang karena mereka kelelahan. Adalah mudah untuk merasa kewalahan. Dengan semua tekanan dan tuntutan di zaman kita dan stres yang kita hadapi setiap hari, tak ayal kita menjadi lelah. Banyak orang merasa kecewa karena mereka tidak mencapai potensi mereka. Yang lain hanya merasa terlalu lemah untuk berkontribusi. Demikian juga, sewaktu kelompok maju, tahap demi tahap—nyaris tak kelihatan—beberapa orang tertinggal. Semua orang merasa letih dan lelah pada suatu waktu atau di waktu lainnya. Saya sepertinya merasa menjadi lebih letih sekarang dibanding saat muda dahulu. Joseph Smith, Brigham Young, bahkan Yesus Kristus mengetahui apa artinya menjadi letih. Saya tidak bermaksud meremehkan beban yang para anggota Gereja pikul di atas pundak mereka ataupun menganggap enteng kesulitan-kesulitan emosi dan rohani yang mereka hadapi. Beban ini dapat menjadi berat dan sering kali sulit untuk dipikul. Meskipun demikian, saya memiliki kesaksian mengenai kuasa yang memperbarui dalam Injil Yesus Kristus. Nabi Yesaya menyatakan bahwa Tuhan, “memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.”4 Ketika saya merasa letih, saya ingat perkataan Nabi Joseph Smith “Apakah kita tidak akan melanjutkan pekerjaan yang begitu besar ini? Ayo maju dan jangan mundur. Tabahlah, saudara-saudara; dan maju, maju menuju kemenangan! Biarlah hatimu bersukacita dan menjadi sangat gembira. Biarkan bumi mengumandangkan nyanyian …. Biarlah segala kayu dan pohon di hutan memuji Tuhan … dan biarlah semua putra Allah bersorak gembira!”5 Kepada Anda para anggota Gereja yang mundur karena merasa tidak mampu, saya mohon kepada Anda untuk maju terus, mari kita kerjakan bersama, dan maju. Meskipun Anda merasa bahwa kekuatan Anda dapat bertambah sedikit, Gereja membutuhkan Anda. Tuhan membutuhkan Anda. Ingatlah bahwa Tuhan sering memilih “hal-hal yang lemah dari dunia” untuk memenuhi Kepada semua yang lelah, biarlah kata-kata hiburan Juruselamat menenteramkan Anda “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”7 Marilah bersandar pada janji itu. Kuasa Allah dapat mengisi jiwa dan raga Anda dengan energi serta kekuatan. Saya mengimbau Anda untuk mencari berkat dari Tuhan. Mendekatlah kepada-Nya dan Dia akan mendekat kepada Anda, karena Dia telah menjanjikan hal itu “orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”8 Sewaktu kita memperlihatkan kepedulian kepada mereka yang lelah, kita “membantu yang lemah, mengangkat tangan yang terkulai dan menguatkan lutut yang lemah.”9 Para pemimpin Gereja yang peduli menyadari keterbatasan individu, namun ingin mendayagunakan para anggota dengan segala kekuatan dan kemampuan mereka. Para pemimpin mengajar serta menyokong namun tidak memaksa untuk berlari atau “bekerja lebih cepat daripada” kekuatan yang mereka Ingatlah, kadang-kadang mereka yang memulai dengan lambat akhirnya mencapai tujuan yang paling jauh. Beberapa orang hilang karena mereka telah tersesat. Terkecuali Tuhan, kita semua melakukan kesalahan. Pertanyaannya bukan apakah kita akan berjalan dan terjatuh melainkan, bagaimana kita akan menanggapi? Beberapa orang setelah melakukan kesalahan meninggalkan kelompok. Ini patut disayangkan. Tahukah Anda bahwa Gereja adalah tempat bagi orang-orang yang tidak sempurna untuk berkumpul bersama—bahkan dengan semua kelemahan fana mereka—dan menjadi lebih baik? Setiap hari Minggu di setiap gedung Gereja di seluruh dunia, kita menemukan para pria, wanita, dan anak-anak yang fana dan tidak sempurna yang bertemu bersama dalam tali persaudaraan dan kasih yang berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik, belajar tentang Roh, serta memberikan dorongan semangat dan dukungan kepada orang lain. Saya tidak melihat tanda apa pun di pintu gedung Gereja yang berbunyi, “Entre Ketat Hanya Orang-Orang Sempurna yang Diizinkan Masuk.” Karena ketidaksempurnaan kita, kita membutuhkan Gereja Tuhan. Di sanalah ajaran-ajaran penebusan-Nya diajarkan dan tata cara-tata cara penyelamatan-Nya dilaksanakan. Gereja mengimbau dan memotivasi kita untuk menjadi orang yang lebih baik dan lebih bahagia. Itu juga merupakan tempat kita untuk melibatkan diri dalam pelayanan kepada sesama. Tuhan mengetahui kita akan melakukan kesalahan. Itulah sebabnya Dia menderita bagi dosa-dosa kita. Dia ingin kita mencoba lagi dan berusaha melakukan dengan lebih baik. Ada sukacita di antara para malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat. Kepada Anda yang telah tersesat karena Anda tersinggung, dapatkah Anda menyingkirkan sakit hati dan kemarahan Anda? Dapatkah Anda mengisi hati Anda dengan kasih? Ada sebuah tempat bagi Anda di sini. Datang, dan bergabunglah dalam kelompok ini, fokuskan kemampuan, bakat, serta keterampilan Anda. Anda akan menjadi lebih baik bagi hal itu, dan orang lain akan diberkati melalui teladan Anda. Kepada mereka yang telah tersesat karena masalah ajaran, kita tidak dapat menyesal karena kebenaran. Kita tidak dapat mengingkari ajaran yang diberikan kepada kita oleh Tuhan Sendiri. Mengenai asas ini kita tidak dapat kompromi. Saya paham bahwa kadang-kadang orang tidak setuju dengan ajaran. Mereka bahkan menganggapnya sebagai kebodohan. Namun, saya mengulangi perkataan Rasul Paulus, yang menyatakan bahwa kadang-kadang hal-hal rohani dapat muncul sebagai kebodohan bagi manusia. Meskipun demikian, yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia.”11 Dalam kebenaran, hal-hal dari roh dinyatakan melalui roh. “Manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.”12 Kita bersaksi bahwa Injil Yesus Kristus ada di bumi ini di zaman sekarang. Dia mengajarkan ajaran Bapa-Nya, “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku Sendiri.”13 Saya tahu bahwa Anda masing- masing memiliki kepedulian terhadap orang-orang terkasih. Berilah dorongan semangat, pelayanan, dan dukungan kepada mereka. Kasihilah mereka. Dalam beberapa hal, mereka akan kembali. Dalam hal lain, mereka tidak akan kembali. Namun, dalam semua hal, marilah kita tetap layak untuk nama yang kita ambil bagi diri kita, yaitu nama Yesus Kristus. Bagi semua yang menghuni bumi yang indah ini, saya mengangkat suara saya dan memberikan kesaksian yang khusyuk bahwa Allah hidup bahwa Yesus adalah Kristus, Juruselamat dan Raja kita! Dia memulihkan kebenaran-Nya dan Injil-Nya melalui Nabi Joseph Smith. Dia berbicara kepada para nabi dan rasul-Nya. Presiden Thomas S. Monson adalah yang diurapi Tuhan dan membimbing Gereja-Nya dewasa ini, saya bersaksi dalam nama Yesus Kristus, amin.
Fokus Hidup – “Realisasi kasih terlihat dari tindakan kepedulian, namun sejauh mana hal ini dipraktekkan dalam pelayanan kita? Simak renungan berjudul Melayani Dibutuhkan Tindakan Kepedulian ini.” Bacaan Nats Markus 1045; Yohanes 1226 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Markus 1045 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. Yohanes 1226 Di zaman sekarang ini, banyak sekali para hamba Tuhan atau pendeta yang selalu mengobar-ngobarkan tentang kasih namun realitanya mereka hanya sekedar berbicara mengkampanyekan kasih, tetapi mereka tidak hidup didalamnya. Ketika ada orang yang mengalami kesusahan datang kepadanya, dengan jawaban yang rohani ia menjawab saya akan mendoakan Anda. Padahal, ia sanggup memberikan sesuatu dari ia yang miliki. Baca juga Menoleh Ke Belakang? Milikilah Ketaatan… Tuhan Yesus sendiri mengajarkan bahwa kita untuk seharusnya mempedulikan orang lain sebagaimana Dia perduli terhadap kita. Cobalah kita berkaca pada diri kita sendiri. Siapakah kita? Tentu kita adalah seorang yang tidak patut dikasihani. Kita adalah orang yang hina, pendosa, dan layak di hukum. Tetapi, rupanya Dia mau mengasihani kita, menerima kita, bahkan menebus dosa kita. Patutkah kita menahan kebaikan bagi orang lain? Ketika kita tergerak memberi, apakah kita langsung memberi? Ataukah kita terlebih dahulu akan melihat latar belakang orang tersebut dan mencari tahu digunakan untuk apakah pemberian kita? Dan akhirnya kita tidak jadi memberi karena kita melihat latar belakang dan penggunaan dari pemberiaan kita kemudian. Jika itu yang kita lakukan, berarti kita adalah orang-orang yang menahan kebaikan. Padahal, Kristus telah memberikan Kasih-Nya kepada semua orang tanpa melihat latar belakang. Meski, banyak orang tidak meresponi pengorbanan-Nya di atas kayu salib, tetapi pemeliharaan-Nya diberlakukan untuk semua orang, sebab bukankah matahari untuk semua orang? Baca juga Akhir Zaman, Sangkakala Telah Berbunyi? “Berarti kasih dan pemeliharaan Tuhan berlaku juga atas semua orang. Coba bayangkan, seandainya Kristus mengasihi kita dengan melihat latar belakang dan penggunaan kasih karunia yang telah Dia berikan. Bukankah kita sering mengabaikan kasih karunia-Nya dengan terkadang kita tidak sengaja melakukan dosa?” Berbicara tentang Pelayanan, sangatlah luas. Keluarga pekerjaan, Gereja, bahkan cara hidup yang berkenan merupakan kategori Pelayanan. Namun, spesifikasi pelayanan diantaranya adalah melayani harus disertai dengan atau melayani dibutuhkan tindakan kepedulian belas kasihan yang diwujudnyatakan. Tindakan sebuah kepedulian adalah lebih baik, sebab melakukan aksi atau tindakan nyata akan lebih berdaya, dari pada hanya duduk, mendengar, melihat, merasakan namun tidak mengambil keputusan untuk menolong atau membantu. Padahal, melayani dibutuhkan tindakan kepedulian. Ada sebuah ilustrasi yang dapat membuka pemikiran kita mengenai tindakan kepedulian. Baca juga Pertobatan Anne Rice Sang Novelis Vampir; I Am Second Seorang nenek tua renta dan miskin telah beberapa kali datang kepada seorang hamba Tuhan untuk meminta pertolongan. Karena jadwal pelayanan hamba Tuhan tersebut begitu padat, ia tak pernah punya waktu untuk melayani nenek tadi. Hamba Tuhan tersebut hanya berjanji akan mendoakannya. Beberapa minggu berselang, akhirnya nenek tua dan miskin tadi menulis puisi dan memasukkannya ke kotak surat Gereja. Isinya adalah sebagai berikut Aku lapar dan kau membentuk kelompok diskusi untuk membicarakan kelaparanku. Aku telanjang dan kau mempertanyakan nilai moral dari penampilanku. Aku sakit dan kau berlutut kepada Tuhan untuk memohon kesembuhanku. Aku tak punya tempat berteduh dan kau berkhotbah tentang Kasih Tuhan sebagai tempat perteduhan abadi. Aku kesepian dan kau pergi meninggalkanku sendirian untuk berdoa bagiku. Kau tampak begitu suci, begitu dekat dengan Tuhan tetapi aku tetap lapar, telanjang, kedinginan dan kesepian. Baca juga Dampak Kebaikan Kecil bagi Orang Lain Hari ini, marilah kita bangun kerohanian kita dengan disertai tindakan nyata memperlihatkan kepedulian terhadap orang lain yang dilandaskan hati Tuhan yang penuh dengan belas kasihan. Ingatlah, melayani yang berkenan kepada Tuhan adalah disertai dengan tindakan kepedulian. “Kasih adalah hal utama dalam kita melayani Tuhan! Milikilah kasih dan kepedulian dalam melayani Tuhan dan sesama, sebab Tuhan ialah penuh belas kasihan.” Dilarang meng-copy dan publish ulang tulisan ini, tanpa seijin penulis About The Author julian JT. Lulusan S1 Teologi di STT Lintas Budaya Jakarta. Berkarya dalam tulisan renungan Kristen, pengkhotbah, web content, dan pengajar. Quote "Fokus hidup orang percaya sejatinya ialah menjadi serupa dengan Kristus."
ilustrasi khotbah tentang kepedulian